Mohon tunggu...
Rudy Wiryadi
Rudy Wiryadi Mohon Tunggu... Akuntan - Apapun yang terjadi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mulai hari dengan bersemangat

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sosok Kerdil Suku Oni di Bone yang Masih Misterius hingga Kini

5 Desember 2021   11:07 Diperbarui: 5 Desember 2021   11:37 2821
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Orang-orang kerdil Suku Oni di Bone (bugispos.com)


Di Indonesia terdapat kisah tentang orang-orang pendek. Orang-orang misterius itu tubuhnya berbentuk seperti manusia biasa, namun tubuhnya sangat pendek tidak mencapai 100 cm.

Selain bertubuh pendek, fisik mereka juga ada yang pernah menyaksikan seperti monyet, siluman, berambut riap tak beraturan.

Di Aceh pernah terekam sosok misterius bertubuh pendek. Dalam rekaman yang dibuat oleh komunitas motor trail itu terlihat sosok itu tidak berpakaian dan membawa kayu namun kemudian mereka memasuki hutan dan menghilang.

Sosok misterius bertubuh kerdil itu diperkirakan berasal dari suku Mante.

Sedangkan di Jambi, tepatnya di Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) ditemukan orang-orang pendek dengan tinggi antara 75-125 cm.

Keberadaan "Uhang Pandak" itu sudah mulai tercium keberadaannya sekitar 700 tahun yang lalu.

Ketika seorang penjelajah dunia yang tersohor, Marcopolo, mengunjungi Sumatera pada tahun 1292, Marcopolo mengatakan dia menyaksikan sendiri "sosok kera namun berwajah manusia".

Marcopolo lantas melakukan catatan mengenai keberadaan orang-orang kerdil itu.

Marcopolo juga mengatakan bahwa mahluk itu rambutnya riap panjang melebihi dagu.

Anthony Reid dalam bukunya yang berjudul "Sumatera Tempo Doeloe" juga mengutip catatan yang dibuat oleh Marcopolo itu.

Sejak 1900an ketika Nusantara masih dijajah Belanda tidak sedikit laporan dari orang-orang asing yang menyaksikan sendiri sosok itu.

Namun catatan yang dibuat oleh ahli zoologi Van Heerwarden pada tahun 1923 lah yang banyak dijadikan barometer tertariknya orang-orang dari Eropa untuk datang ke Sumatera untuk mengetahui lebih banyak tentang mahluk itu.

Van Heerwarden mengatakan mahluk hitam itu tingginya seperti tinggi seorang anak berusia 3-4 tahun namun wajahnya lebih tua dan rambutnya panjang.

Heerwarden menulis bahwa mahluk itu adalah manusia bukan sejenis kera atau hewan lainnya. Heerwarden juga tak habis pikir sosok itu memegang tombak.

"Ketika aku melihatnya, mereka menghindar dan masuk ke hutan," kata Heerwarden.

Orang-orang kerdil Jambi itu masuk ke dalam salah satu studi Cryptozoology.

Beberapa kali ekspedisi yang dibiayai National Geographic Society sudah dilakukan dengan mengunjungi Jambi untuk mengadakan penyelidikan.

Namun hasilnya masih jauh dari kata memuaskan.

Pada tahun 1994 seorang peneliti asal Inggris yang bernama Debbie Martyr  mengklaim berhasil melihat sosok yang selama ini menjadi topik.

Debbie melihat mahluk itu yang tingginya antara 75-125 cm setelah tiga pekan dia menginap di Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS).

Sama seperti yang dilihat Heerwarden, Debbie juga melihat mahluk itu memegang tombak dan berjalan tegak.

Sampai saat ini belum ada foto atau video asli tentang fisik orang-orang kerdil itu. Masih misterius.

Sejumlah orang berpendapat jika Uhang Pandak itu masih satu gen dengan Homo Florensiensis yang belum lama ini ditemukan di Flores, NTT. Banyak kemiripan antara Uhang Pandak dengan fosil Homo Florensiensis itu.

Belum ada penelitian, bagaimana orang-orang di Flores itu kapan atau bagaimana mereka sampai bisa ada di Jambi. Atau sebaliknya, mungkin juga Uhang Pandak itu yang bermigrasi ke Flores?

Konon salah satu ciri lain dari Uhang Pandak itu adalah kakinya yang berbeda dari manusia biasanya. Tumit Uhang Pandak itu berada di depan sedangkan jari-jarinya berada di belakang.

Selain di Aceh dan Jambi orang-orang kerdil juga ditemukan di Dusun Dekka, Mapasengka, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan.

Beberapa warga di Mapasengka itu mengaku pernah melihat orang-orang bertubuh pendek yang tingginya sekitar 70 cm.

Mereka mengatakan selain bertubuh kerdil raut wajah mereka juga menyerupai siluman. Belum ada penelitian mengenai sosok itu karena mereka sangat sulit ditemui dan sering menghilang di hutan belantara.

Sejumlah orang lain yang pernah melihat mahluk itu mengatakan mereka juga manusia namun bertubuh kerdil.

Orang-orang kerdil yang disebut sebagai suku Oni itu sangat jarang keluar dari persembunyiannya di gua-gua hutan belantara. 

Sejumlah orang pernah memancing agar mereka keluar dengan meletakkan pisang di mulut gua. Namun upaya mereka tak membuahkan hasil.

Dari sejumlah sumber diketahui jika suku Oni ini dulunya merupakan komunitas dalam sebuah kerajaan di Bone. Mereka sangat kuat dan lincah. Mereka tinggal di hutan belantara dan hidup alami di sana.

Sayang, hingga kini belum ada penelitian ilmiah jika suku Oni yang bertubuh kerdil itu benar-benar ada.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun