Sejumlah orang berpendapat jika Uhang Pandak itu masih satu gen dengan Homo Florensiensis yang belum lama ini ditemukan di Flores, NTT. Banyak kemiripan antara Uhang Pandak dengan fosil Homo Florensiensis itu.
Belum ada penelitian, bagaimana orang-orang di Flores itu kapan atau bagaimana mereka sampai bisa ada di Jambi. Atau sebaliknya, mungkin juga Uhang Pandak itu yang bermigrasi ke Flores?
Konon salah satu ciri lain dari Uhang Pandak itu adalah kakinya yang berbeda dari manusia biasanya. Tumit Uhang Pandak itu berada di depan sedangkan jari-jarinya berada di belakang.
Selain di Aceh dan Jambi orang-orang kerdil juga ditemukan di Dusun Dekka, Mapasengka, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan.
Beberapa warga di Mapasengka itu mengaku pernah melihat orang-orang bertubuh pendek yang tingginya sekitar 70 cm.
Mereka mengatakan selain bertubuh kerdil raut wajah mereka juga menyerupai siluman. Belum ada penelitian mengenai sosok itu karena mereka sangat sulit ditemui dan sering menghilang di hutan belantara.
Sejumlah orang lain yang pernah melihat mahluk itu mengatakan mereka juga manusia namun bertubuh kerdil.
Orang-orang kerdil yang disebut sebagai suku Oni itu sangat jarang keluar dari persembunyiannya di gua-gua hutan belantara.Â
Sejumlah orang pernah memancing agar mereka keluar dengan meletakkan pisang di mulut gua. Namun upaya mereka tak membuahkan hasil.
Dari sejumlah sumber diketahui jika suku Oni ini dulunya merupakan komunitas dalam sebuah kerajaan di Bone. Mereka sangat kuat dan lincah. Mereka tinggal di hutan belantara dan hidup alami di sana.
Sayang, hingga kini belum ada penelitian ilmiah jika suku Oni yang bertubuh kerdil itu benar-benar ada.