"Gandul... Gandul.... Gandul neng....! Gandul... Â Mpok...!Â
Teriakan itu berasal Mandra yang berperan sebagai kenek dalam film serial TV yang ngetren beberapa tahun yang lalu, "Si Doel Anak Sekolahan" yang tayang di RCTI.
Si Doel yang diperankan Rano Karno menjadi supir oplet, sedangkan Mandra menjadi kondektur yang berusaha menarik menumpang.
Gandul ini diperkirakan berada di wilayah Jakarta Timur.
Kaum milenial sekarang dapat melihat kendaraan oplet salah satunya dari film produksi Karno's Film tersebut.
Di saat di abad ke 21 ini teknologi sudah begitu berkembang termasuk di bidang transportasi.
Ketika kita sudah "bosan" dengan segala kemajuan jaman, maka nostalgia yang indah akan muncul mengenang kembali kejayaan oplet.
Bagaimana sejarahnya oplet ini masuk Indonesia?
Untuk menjalankan oplet ini maka mesinnya harus dipanaskan dulu dengan cara memasukkan engkel ke dalam lubang di bagian depan. Dengan cara engkel diputar beberapa kali sampai berbunyi "greeng...".
Baru opelet sudah mulai bisa jalan.
Dari sumber diketahui opelet di Indonesia ini mulai masuk pada awal 1950an.
Diawali dengan mulai populernya alat transportasi ini di ibukota Jakarta pada tahun 1960-1970 an, menyusul kemudian di kota-kota lainnya di pulau Jawa.
Karena luasnya Jakarta, maka kendaraan ini sepertinya populer dan hanya digunakan di Jakarta saja sebagai moda transportasi umum.
Pemda DKI mulai menetapkan sejumlah trayek yang sudah diatur disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat Jakarta.
Oplet menjadi yang paling populer di Jakarta pada waktu itu dibandingkan dengan moda transportasi lainnya seperti bus umum.
Darimana kah asal mula kata Opelet ini?
Opelet ini berasal dari kata Chevrolet, merek dari kendaraan ini. Bisa juga berasal dari kata Opel dan Let. Yang bermakna Opel kecil.
Orang Jakarta kadang juga menyebut kendaraan ini dengan Ostin. Hal itu dikarenakan Opelet ini adalah buatan pabrik Austin di Inggris.
Pada saat itu juga di Jakarta sudah ada pabrik yang merakit Ostin ini, sehingga tidak repot-repot mengimpor dari Inggris.
Uniknya, sebagian besar badan oplet ini terbuat dari kayu. Oplet dapat diisi penuh untuk sekali jalan antara 6-9 orang. Dua di depan dan sisanya di belakang.
Selain pintu depan dan belakang yang terbuat dari kayu, kaca jendela juga sama, terbuat dari kayu atau kulit yang tentu tidak bisa melihat keluar seperti moda transportasi sekarang ini yang terbuat dari kaca.
Klakson untuk memberikan tanda juga sangat unik, terbuat dari karet yang menggelembung dan ditempatkan di luar.
"Toeet... Toeet ...!".
Benyamin Sueb, salah satu pemeran "Si Doel Anak Sekolahan" pernah mengatakan bahwa oplet yang digunakan dalam film yang tayang pada 1990 an itu berasal dari jaman Jepang.
Dasar pelawak, Benyamin mengatakan Opelet itu belum pernah ditubruk.
"Berasal dari jaman Jepang, belum pernah ditubruk, tapi sering nubruk....," Katanya kocak.
Apakah benar apa yang dikatakan Benyamin itu Opelet nya berasal dari jaman Jepang?
Dalam bukunya yang berjudul "Colek Cemplung Cerita yang Tercecer dari Tanah Betawi", Ahmad Mathar Kamal mengatakan Opelet itu bukan dari jaman Jepang, tapi buatan pabrik Morris di Inggris pada 1950an.
"Opelet model itu masuk ke Indonesia pada awal 1960an," katanya.
Sejarahwan dan arsiparis terkemuka Indonesia, Mona Lohanda, mengatakan hadirnya Opelet di Jakarta itu terdorong oleh kebutuhan warga ibukota yang menginginkan sebuah moda transportasi umum di kota besar.
Pada masa kolonial Belanda pada saat itu kebutuhan untuk jarak dekat digunakan sepeda, sedangkan jarak jauh menggunakan mobil. Namun itu berbau pribadi.
Setelah merdeka, masyarakat Betawi mulai meninggalkan moda transportasi yang ditarik hewan (delman) atau becak yang dikayuh.
Maka sebagai gantinya muncullah trem, seiring dengan itu, maka muncullah oplet ini.
"Pada tahun 1936 an muncul kendaraan oplet untuk transportasi umum," kata Lohanda.
Apa yang dikatakan Lohanda itu mengingatkan kembali kepada perkataan Benyamin Sueb di atas bahwa Opelet nya berasal dari jaman Jepang.
Seperti yang dikatakan Lohanda opelet mulai muncul pada 1935 an, tapi pada saat itu paling hanya ada satu dua saja.
Opelet di Jakarta mencapai kepopulerannya pada tahun 1960-1970an.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H