Mohon tunggu...
Rudy Wiryadi
Rudy Wiryadi Mohon Tunggu... Akuntan - Apapun yang terjadi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mulai hari dengan bersemangat

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Patung Kristus Raja, Hadiah Presiden Soeharto yang Gagal Rebut Hati Rakyat Timor Timur

1 Oktober 2021   11:06 Diperbarui: 1 Oktober 2021   11:20 651
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sampai kepada ujungnya, pembangunan Patung Kristus Raja yang menghabiskan dana pada saat itu sebesar Rp 5 miliar.

"Kita harus mempercepat mengejar ketinggalan pembangunan untuk saudara-saudara kita di Timor Timur dari dari daerah lainnya," ucap Soeharto di depan Sidang Istimewa DPRD Timor Timur pada tahun 1968 di Dili.

Soeharto juga membangun stasiun relay TVRI untuk mempererat hubungan antara Jakarta dan Dili serta membangun irigasi yang dapat membasahi 17.000 hektar sawah.

Pemenang hadiah Nobel Perdamaian Uskup Ximenes Belo sendiri mengatakan jasa-jasa Soeharto tidak bisa dilupakan rakyat Timor Leste sampai kapan pun.

Hal tersebut diucapkan Belo sesaat penguasa Orde Baru menghembuskan nafas terakhirnya.

"Walau Pak Harto telah meninggal, namun kita berharap penggantinya mempunyai semangat membangun seperti beliau dan terus membangun kerjasama," kata Belo.

Bukan saja dari warga asing, kini Patung Kristus Raja menjadi salah satu destinasi wisata rohani, apalagi di bawah Bukit Fatucama nampak kawasan pantai pasir putih yang mempesona, menghadap ke Kota Dili.

Patung Kristus Raja ini layaknya simbol hubungan antara kedua negara, Indonesia dan Timor Leste. Terlebih kedua tangan Yesus yang terbentang memberkati kedua negara. Untuk perdamaian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun