Orang-orang Minang merantau bukan hanya sekedar mencari rejeki atau mencari sesuap nasi. Akan tetapi ada tujuan lain yang ingin diraih yaitu pengalaman dan penemuan jati diri.
Orang Minang akan disebut penakut dan tidak bisa hidup mandiri jika tidak merantau. Mereka tidak akan dipandang dewasa jika tidak merantau ke luar Minang.
Orang Minang bukan saja banyak ditemui di seluruh penjuru tanah air tapi juga ke seluruh dunia di perantauan.
Meskipun pada awalnya mereka mengalami kesulitan, namun mereka terkenal ulet dan memulai usahanya dari nol.
Berkat kegigihannya mereka mencapai sukses hingga membangun rumah tangga dari hasil jerih payahnya.
Selain mereka ada beberapa etnis lain yang suka merantau di antaranya adalah suku Batak, Banjar, Bugis, atau Madura.
Budaya merantau mereka sudah ada sejak berabad-abad lalu. Sejumlah catatan menyebutkan orang Minang sudah ada di Semenanjung Malaya jauh sebelum kedatangan orang-orang kulit putih ke sana.
Bahkan catatan tentang orang Minang di wilayah yang kini Negeri Sembilan itu tercatat dalam naskah "The Minangkabau State in Malay Peninsula" yang tersimpan di perpustakaan Universitas Leiden, Belanda.
Orang Minang mudah beradaptasi dengan suku bangsa  dimana pun mereka berada karena kemampuan berkomunikasi. Orang Minang juga memiliki budaya yang dinamis, mandiri, egaliter, dan merdeka.
Merantau mereka tidak diartikan sebagai politik dimana berekspansi, tetapi secara ekonomi, yaitu untuk mencari kehidupan yang lebih baik. Mereka juga mencari ilmu dan pekerjaan/jabatan.
Dan yang bikin kagum lainnya dari orang Minang ini adalah kendati mereka hidup di rantau, tak jarang mereka masih tetap memegang teguh adat istiadat tanah leluhur dan nenek moyang mereka.