Mohon tunggu...
Rudy Wiryadi
Rudy Wiryadi Mohon Tunggu... Akuntan - Apapun yang terjadi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mulai hari dengan bersemangat

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Purnawarman, Raja yang Dijuluki "Harimau Tarumanagara", Membuat Rakyatnya Adil dan Makmur

12 September 2021   10:05 Diperbarui: 12 September 2021   11:38 2405
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Raja Purnawarman, "Harimau Tarumanagara" (pengetahuanku13.net)


Kerajaan Tarumanegara yang berdiri di wilayah yang namanya Jawa Barat sekarang ini merupakan salah satu kerajaan yang tertua di Nusantara, bahkan menjadi nomor dua yang paling tua setelah Kerajaan Kutai di wilayah yang sekarang Kalimantan Timur.

Ada 12 raja yang pernah bertahta di kerajaan yang bernafaskan Hindu ini, namun hanya Purnawarman lah raja yang paling terkenal di antara mereka.

Berdiri sejak 358 Masehi hingga akhirnya pada 669 Masehi, Purnawarman adalah raja ketiga dari kerajaan ini, yang berkuasa pada masa 395-434 Masehi.

Selain nama Tarumanagara yang diabadikan menjadi nama tempat, misalnya Universitas Tarumanagara, atau nama jalan dan sebagainya. Demikian pun Purnawarman. Di Purwakarta, Jawa Barat, ada perguruan tinggi yang namanya Universitas Purnawarman.

Lantas, mengapa Purnawarman menjadi raja yang paling legendaris di antara ke 12 penguasa itu?

Bukti jika Purnawarman merupakan raja yang paling kesohor adalah ditemukannya prasasti Ciaruteun di sebuah pasir (bahasa Sunda artinya bukit) yang diapit tiga sungai yaitu sungai Ciaruteun, Cisadane, dan Cianten.

Pada batu berukuran 200x50 cm dan berat 8 ton itu terukir gambar telapak kaki raja Purnawarman dan kalimat tulisan dalam Palawa yang berbunyi "Ini adalah telapak kaki yang Mulia Raja Purnawarman, Raja Tarumanagara, raja yang gagah berani, seperti telapak kaki Wisnu".

Ukiran dan kalimat itu nampaknya mengandung pesan kepada generasi selanjutnya bahwa di wilayah Kabupaten Bogor itu pernah hadir kerajaan Tarumanegara dengan rajanya yang bijaksana dan sangat dihormati, Purnawarman.

Batu bersejarah itu pertama kali ditemukan pada masa pemerintahan Hindia-Belanda di tahun 1863 yang langsung dilaporkan ke Batavia.

Dengan adanya penemuan itu maka hal tersebut membuktikan jika Purnawarman adalah seorang raja yang sangat dicintai dan dihormati oleh rakyatnya.

Dalam sejarah dan sejumlah prasasti yang ditemukan memang disebutkan jika Tarumanagara mencapai masa keemasannya pada masa pemerintahan Purnawarman.

Dalam sejumlah prasasti yang ditemukan antara lain Kebon Kopi atau Prasasti Munjul disebutkan memang hanya Purnawarman lah satu-satunya raja Tarumanagara yang membuat rakyat rakyatnya sejahtera, aman, dan berkeadilan.

Untuk menciptakan keamanan, dengan dipimpin langsung oleh Purnawarman, "Harimau Tarumanagara" (julukan Purnawarman) memerangi dan memberantas para bajak laut yang sangat meresahkan keamanan para nelayan.

"Harimau Tarumanagara" juga menghabisi para perampok yang meresahkan keamanan masyarakat pada waktu itu.

Purnawarman juga menguasai 48 kerajaan bawahan di wilayahnya yang tersebar dari Cirebon, Bogor, Jakarta, dan Banten. Mereka semua memberikan upeti sebagai tanda takluk kepada Purnawarman.

Dalam upaya membuat rakyatnya sejahtera, usaha yang dilakukan Purnawarman antara lain membuat Sungai Gomati sepanjang 12 kilometer guna mencegah bencana banjir atau pun untuk mengatasi kekeringan di musim kemarau.

Kali Candabaga dan Kali Cupu di wilayah Cirebon juga di guna alihkan pemanfaatannya untuk mengairi sawah dan ladang-ladang milik rakyat.

Jika tiba masanya musim kemarau, maka rakyat sudah tersedia air itu yang bisa digunakan.

Itulah mengapa Purnawarman dijuluki sebagai "Harimau Tarumanagara" karena selain gagah berani, memiliki raja-raja bawahan, juga karena memberikan rakyatnya kesejahteraan dan kemakmuran.

Di Tiongkok, dalam sastra Dinasti Sui disebutkan jika utusan dari Tarumanagara pernah melawat ke negeri Panda itu pada 528 dan 535 Masehi.

Sedangkan di Dinasti Tang ditemukan juga sastra yang berisi tulisan bahwa utusan dari Tarumanagara pernah mengunjungi Tiongkok pada 666 dan 669 Masehi.

Ingat Fa Hien? 

Dalam sejarah, Fa Hien yang dimaksud adalah seorang pengelana asal Tiongkok yang pertama kali membawa agama Buddha ke Nusantara.

Dalam perjalanannya ke Nusantara itu, Fa Hien sempat singgah ke To Lo Mo (Fa Hien menyebutkan Tarumanegara) selama lima bulan.

Darinya, Fa Hien lantas membuat catatan tentang To Lo Mo dalam buku yang diberinya judul "Fa Kuo Chi".

Dengan ditemukannya fakta-fakta itu maka itu membuktikan jika Tarumanagara pada saat itu sudah menjalin hubungan diplomatik dengan Tiongkok.

Jadi kini dapat dimengerti mengapa Purnawarman diabadikan dalam ukiran batu yang kita kenal sekarang ini sebagai Prasasti Ciaruteun.

Pada 397 Masehi Purnawarman mendirikan ibukota kerajaannya yang terletak dekat pantai yang dinamainya "Sundapura".

Konon, itulah cikal bakal nama "Sunda" sekarang ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun