Itu adalah percobaan yang kesepuluh kalinya bagi Brentford dalam upayanya untuk bisa promosi. Dalam 9 kesempatan upaya lainnya, mereka selalu mengalami kegagalan.
Patut diacungi jempol upaya tak kenal lelah dari mereka. Gagal, coba lagi. Gagal, coba lagi. Luar biasa.
Konsep mengejutkan Brentford itu tak lepas dari sosok seseorang yang berada di belakangnya. Dia adalah Matthew Benham, mantan penjudi.
Pengalaman dalam berjudi ternyata ditularkan kepada timnya. Benham mengubah wajah Brentford yang dimilikinya yang hampir bangkrut menjadi tim yang menggiurkan.
Dalam sebuah penelitian, ternyata Benham yang juga memiliki Mydjtilland, juga menerapkan konsep Money Ball kepada Brentford.
Dengan konsep Money Ball itulah, Benham juga membawa Mydjtilland, klub asal Denmark, dapat berbicara di level Eropa.
Money Ball ini sebelumnya identik dengan olahraga Bisbol.
Film yang berjudul "Money Ball" diangkat dari buku karya Michael Lewis (2003) yang berjudul "Money Ball. The Art of Winning an Unfair Game".
Film ini menceritakan tentang sebuah tim bisbol yang mempunyai budget kecil. Namun tim yang dimaksud dapat bersaing dengan tim besar yang mempunyai budget besar.
Itulah yang menginspirasi Mathew Benham untuk menerapkannya pada Brentford FC.
Sehingga dengan modal yang kecil kini Brentford menjadi tim yang menyengat.