"Berbisnis dengan teman memiliki nilai tambah karena kita sudah saling kenal dan pasti ada rasa percaya di sana. Apalagi kalau kenalnya sudah sangat lama, sudah tahu kelebihan dan kekurangan teman seperti apa," tandas Flora.
Hubungan yang sudah lama memang menjadi modalitas utama berbisnis dengan teman. Hal ini menjadi nilai tambah tersendiri, karena kita sudah tahu sama tahu karakter dan kebiasaan teman. Bandingkan dengan berbisnis bersama orang atau investor yang baru dikenal, pasti butuh waktu dan proses untuk mengenal profil dirinya lebih jauh.
Namun, di sisi lain, karena mitra bisnis adalah kawan sendiri, maka kita sering kali merasa jengah atau sungkan untuk menegur teman jika mereka melakukan kesalahan.
Flora memaparkan bahwa kelemahan berbisnis bersama teman timbul saat ternyata bisnis tersebut tidak berjalan sesuai ekspektasi, terjadi salah paham, atau terjadi ketidakcocokan di tengah jalan.
"Hubungan pertemanan pun bisa jadi korban," kata Flora
 "Kita dan teman pun tidak seakrab dulu, atau bahkan jadi bermusuhan. Apalagi kalau sampai membawa ego masing-masing dan tidak ada yang mau mengalah."
Melihat plus minus tersebut, kedua pakar ini menyarankan sejumlah aturan main sebelum Anda memulai bisnis bersama teman.
"Menjalankan bisnis bersama teman tetap harus mempunyai aturan sejak awal. Bisnis tetaplah bisnis, bukan sedang iseng-iseng," tegas Erwin.
Karena itu, tanggung jawab, pembagian tugas, hak dan kewajiban, serta keuangan harus jelas sejak awal. Jangan karena dibangun bersama teman, maka kita lantas berpikir rule of the game ini tidak penting dan bisa dibicarakan belakangan.
Sementara itu, Flora menyebutkan bahwa profesionalisme menjadi kunci utama agar bisnis tetap terjaga dan berjalan dengan baik, serta hubungan pertemanan tidak rusak.
"Kunci kedua adalah menyadari pentingnya keterbukaan. Jika di awal berbisnis kepercayaan bersama sangat mutlak, maka ini harus dijaga dan dipupuk. Jangan berbohong atau mengutamakan egoisme, karena biasanya bisnis bersama rusak karena ego," tukas Flora.