Mohon tunggu...
Rudy Wiryadi
Rudy Wiryadi Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

pelangidipagihari.blogspot.com seindahcahayarembulan.blogspot.com sinarigelap.blogspot.com eaglebirds.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Jangan Pernah Jadi Perokok

11 Agustus 2017   11:30 Diperbarui: 11 Agustus 2017   11:46 2620
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
SUMBER: sehatcenter.com

Karena rokok menjadi penyebab utama kanker paru, pemerintah membuat kebijakan perlindungan terhadap paparan asap rokok. Salah satunya adalah Kawasan Tanpa Rokok berdasarkan PP No. 109 tahun 2012.

Selain itu, di sejumlah puskesmas tersedia Upaya Berhenti Merokok, layanan konseling bagi perokok yang mengalami kesulitan untuk berhenti.

Dalam perlakuan terkait kanker paru, Dr. Niken memaparkan pembagian tiga kelompok berbeda: berisiko, berisiko tinggi, dan bukan berisiko. Tiga kelompok ini mendapatkan perlakuan yang berbeda.

Untuk kelompok berisiko, dilakukan edukasi dan pemeriksaan paru rutin, serta foto toraks minimal satu tahun sekali. Pada kelompok risiko tinggi atau berisiko dengan gejala (seperti batuk-batuk), akan dilihat apakah ini TB (tuberkulosis) paru atau bukan TB paru.

Baik Dr. Niken maupun Dr. Elisna menegaskan bahwa kelompok berisiko, baik perokok aktif maupun pasif, harus diedukasi tentang bahaya akibat paparan asap rokok. Hal ini sangat krusial mengingat Indonesia masuk dalam 3 besar negara perokok tertinggi di dunia.

"Penting sekali mengenali faktor risiko, salah satunya jika Anda adalah perokok aktif maupun pasif di atas usia 40 tahun

 Perokok pasif adalah mereka yang terpapar asap rokok dalam waktu lama dan terus-menerus," kata Dr. Elisna.

Lebih rinci Dr. Elisna menjelaskan dua faktor terkait rokok penyebab kanker, yaitu asap dan aliran asap. "Asap mengandung sekitar 40 zat karsinogen penyebab kanker. Inilah yang menyebabkan perokok pasif berisiko kanker," tandasnya.

Sementara itu, aliran asap juga membuat saluran napas berubah-ubah karena tubuh kita selalu memperbaiki diri setiap kali asap masuk. Saat memperbaiki diri, kesalahan atau mutasi rentan terjadi dan menjadi penyebab awal timbulnya kanker.

Gejala kanker paru yang tidak khas sering kali mengecoh. Kerap kali, gejala menyerupai keluhan penyakit pernapasan lain seperti batuk, sesak napas, dan nyeri dada.

Karena itu, Dr. Elisna berpesan, jika batuk lebih dari dua minggu, jangan didiamkan. Temui dokter, yang akan menentukan apakah itu batuk TB, batuk alergi, atau penyakit lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun