Aku teringat kenangan masa lalu
Dikala itu tepat di hari Rabu
Saat sedang berduaan
Bercanda dan bermesraan
Tiba-tiba dia
; Bertanya
Kang, kapan melamarku
Sudah sekian lama menunggu
Kedua orang tua menanti
Meminta pasti
Tentang kita
Hemmm, sambil menghela panjang
Pun aku hingga kini masih terbayang
Hantaman keras kakak kandungnya
Meski sekedar celoteh begitu menyakitkan
Mengharap upah tinggi bila ingin inginkan adiknya
Sampai (entah) suatu hari
Kekasih kepergok, lalu
Ditampar tak berdaya
Dan jatuh terperosok melayang dalam
Badan penuh luka tiada nafas
Maafkan sayang
Damailah engkau disana
Biarlah aku mendekam rindu
Bersama dinding-dinding bisu penjara
Walau kenyataannya terhunus oleh pedang  kepalsuan
Surabaya, 2 September 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H