Mohon tunggu...
Rudy Yuswantoro
Rudy Yuswantoro Mohon Tunggu... Lainnya - Puisi adalah jiwaku

Penikmat Literasi || Pecandu Rindu || Pemital Aksara

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Saksi Palsu

2 September 2020   22:56 Diperbarui: 2 September 2020   22:51 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku teringat kenangan masa lalu

Dikala itu tepat di hari Rabu

Saat sedang berduaan

Bercanda dan bermesraan

Tiba-tiba dia

; Bertanya

Kang, kapan melamarku

Sudah sekian lama menunggu

Kedua orang tua menanti

Meminta pasti

Tentang kita

Hemmm, sambil menghela panjang

Pun aku hingga kini masih terbayang

Hantaman keras kakak kandungnya

Meski sekedar celoteh begitu menyakitkan

Mengharap upah tinggi bila ingin inginkan adiknya

Sampai (entah) suatu hari

Kekasih kepergok, lalu

Ditampar tak berdaya

Dan jatuh terperosok melayang dalam

Badan penuh luka tiada nafas

Maafkan sayang

Damailah engkau disana

Biarlah aku mendekam rindu

Bersama dinding-dinding bisu penjara

Walau kenyataannya terhunus oleh pedang  kepalsuan

Surabaya, 2 September 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun