Nasehat ini memang benar adanya, dana yang kita investasikan di pasar saham tidak bisa kita pastikan akan mendapatkan return atau profit sekian dan dalam jangka waktu sekian.
Di pasar saham yang penuh ketidakpastian, satu hal yang pasti adalah ketidakpastian itu sendiri. Perlu dipahami bahwa bila ada uang "nganggur" tapi beberapa bulan lagi sudah kita alokasikan untuk kebutuhan lain, itu bukan uang dingin.
Misalkan kita punya uang yang akan digunakan untuk bayar sekolah anak kita tiga bulan lagi, meskipun selama 3 bulan uang tersebut "nganggur" namun ada resiko bila dibelikan saham dan nyangkut, dan pada saat kita butuhkan mau tidak mau kita harus melakukan cut-loss.
Idealnya uang dingin memang bukan uang yang dialokasikan atau dianggarkan untuk kebutuhan lain di waktu yang akan datang, setidaknya dalam jangka waktu satu tahun
Apalagi uang pinjaman atau uang kas perusahaan yang kita pegang, itu merupakan uang panas dan jangan pernah coba-coba dimainkan di pasar saham. Resikonya sangat besar.
Memakai uang dingin akan menekan resiko kegagalan atau kerugian secara nyata, hal ini dikarenakan psikologi kita lebih tenang. Sikap tenang ini turut memberikan andil dalam prinsip Nothing to Lose.
2. Â Memprediksi resiko dan menyiapkan skenario terburuk
Resiko di pasar saham selalu ada dan tidak bisa kita hindari, yang bisa kita lakukan adalah memprediksi resiko tersebut.
Memprediksi resiko dimulai dari memetakan semua kemungkinan yang terjadi, dan menghitung besarnya resiko dari setiap kemungkinan yang ada.
Untuk setiap resiko yang mungkin terjadi kita menyiapkan skenario terburuk dan mengevaluasi apakah resiko tersebut dapat kita turunkan sampai ke tingkat yang dapat kita terima.
Dalam bertransaksi di pasar saham proses ini merupakan langkah utama dalam menyiapkan sikap mental Nothing To Lose.