Saat ini 95% saham TMMIN dimiliki oleh Toyota Motor Co., Jepang dan hanya 5% yang dipegang oleh Astra International. Dan saat ini Astra International bukanlah dimiliki oleh pengusaha Indonesia karena 50.11% sahamnya dimiliki oleh Jardine Cycle & Carriage Limited Singapore dan sisanya dimiliki oleh masyarakat lainnya (publik).
Jadi kepemilikan saham TMMIN oleh masyarakat Indonesia hanya minoritas, hanya dibawah 2.5% secara keseluruhan, sangat kecil untuk dianggap sebagai perusahaan milik masyarakat Indonesia.
Padahal Mobil Toyota Kijang ini awalnya digadang-gadang sebagai Mobil Indonesia di tahun 1975. Kijang sendiri merupakan kepanjangan dari "Kerjasama Indonesia Jepang" yang disematkan berdampingan dengan brand "Toyota" sehingga menjadi merek "Toyota Kijang".
Mobil Toyota Kijang generasi pertama diluncurkan di Indonesia pada tahun 1977 oleh Toyota Astra Motor (TAM) yang merupakan perusahaan patungan antara perusahaan lokal yaitu Astra International dengan Toyota Motor Co., Jepang.
Toyota Kijang generasi pertama ini mempunyai kandungan lokal sebesar 19%, namun semua proses perakitan dan pembuatan bodi mobil sudah dilakukan di Indonesia. Selain itu kepemilikan saham masih dominan Astra International sebagai perusahaan lokal sehingga masih layak disebut sebagai embrio Mobil Nasional Indonesia.
Toyota Kijang generasi kedua mulai diproduksi pada tahun 1981 dengan kandungan lokal sebesar 30%, dan generasi ketiga mulai diproduksi pada tahun 1986 dan kandungan lokal naik menjadi 44%.
Toyota Kijang generasi ketiga ini juga mulai diekspor ke 9 negara. Berbeda dengan generasi pertama dan kedua yang didisain sebagai mobil pengangkut barang pada generasi ketiga ini sudah didisain sebagai mobil penumpang kelas minibus (Multi Purpose Vechicle).
Pada tahun 1990 Toyota Astra Motor (TAM) melakukan penjualan saham perdana ke masyarakat atau go public sehingga kepemilikan saham Astra International yang dimiliki oleh William Soerjadjaja (Tjia Kian Liong) berkurang karena sebagian dimiliki oleh masyarakat (publik).
Dan pada tahun 1993 seluruh saham milik keluarga Soerjadjaja di TAM dijual untuk menutupi kerugian Bank Summa yang didirikan oleh anak William, Edward Soeryadjaja. Saham tersebut dibeli oleh konsorsium yang terdiri dari badan-badan pemerintah dan sejumlah konglomerat papan atas saat itu.
Toyota Kijang generasi keempat diluncurkan mulai tahun 1997 dengan kandungan lokal sebesar 53% dan diekspor ke 3 negara.
Pada saat Krisis Moneter tahun 1998 banyak pengusaha gulung tikar, sehingga saham yang dimiliki para konglomerat papan atas diserahkan ke BPPN. Pada tahun 1999 BPPN menjual saham tersebut ke Jardine Cycle & Carriage sampai saat ini.