Karena teknologi pada ponsel Jepang yang terlampau maju untuk zamannya, sehingga teknologi ini tidak dapat diekspor ke luar Jepang oleh produsen tersebut. Produsen ponsel yang menguasai pasar Jepang kala itu antara lain Panasonic, Kyocera, Sony, dan Sharp.
Hal ini juga diperkuat dengan fakta bahwa hampir semua ponsel di Jepang dibeli dengan sistem kontrak dengan operator seluler seperti NTT DoCoMo dan SoftBank. Ini juga menyebabkan kesulitan bila ponsel ini digunakan di luar Jepang, ponsel harus dimodifikasi dulu agar dapat menggunakan SIM dari layanan operator seluler negara lain.
Kemajuan teknologi yang melampaui zamannya dan layanan yang hanya cocok untuk masyarakat Jepang seolah-olah membuat pasar ponsel di Jepang berbeda dengan negara-negara di belahan bumi lainnya.
Perbedaan ini seolah-olah membuat Jepang tertahan beberapa tahun dalam perkembangan pasar ponsel sebelum akhirnya mereka menyadari perkembangan teknologi ponsel di luar Jepang ternyata sudah jauh meninggalkan teknologi ponsel Jepang saat itu.
Jepang akhirnya diserbu ponsel pintar dengan teknologi yang sama sekali berbeda pada pertengahan 2010-an, lewat iPhone dengan teknologi layar sentuhnya.
Saat ini hanya Sony dan Sharp yang masih eksis dengan produk andalan mereka yaitu seri Sony Experia dan Sharp Aqous.
Meskipun Jepang telah menjadi innovator dan pioneer di bidang teknologi seluler melalui produk ponsel pintarnya selama bertahun-tahun, namun Sebagian besar inovasi diarahkan ke pasar domestik dengan sedikit penyesuaian ke pasar internasional.
Misalnya, ketika Sharp meluncurkan ponsel kamera pada tahun 2000, ponsel ini menjadi sangat populer, dan berkembang sangat cepat di Jepang, namun di pasar global perkembangannya tidak secepat itu.
Beberapa tahun kemudian di luar negeri, Apple dan Android meluncurkan ponsel pintar tandingan yang memanfaatkan teknologi serupa dengan yang tersedia di Jepang beberapa tahun sebelumnya, tetapi dengan penyesuaian yang jauh lebih besar di seluruh dunia.
Saat ini ponsel berbasis Android yang dipelopori oleh Samsung dan diikuti oleh pabrikan China mendominasi hampir 80% pangsa pasar ponsel pintar global, dan hanya menyisakan Apple sebagai produsen ponsel pintar terbesar ke dua dengan pangsa pasar global sekitar 16.8%.
Sungguh ironis, perusahaan-perusahaan ponsel pintar Jepang yang merupakan pioneer di bidang teknologi jaringan seluler pada masa awal-awal perkembangannya, justru saat ini tidak ada satupun yang masuk sebagai lima besar atau bahkan sepuluh besar produsen ponsel pintar dunia.