Secara umum metaverse yang dibangun di universitas-universitas dunia saat ini kebanyakan masih menekankan interaksi di dunia digital atau dunia virtual 3D. Beberapa diantaranya juga mengembangkan blockchain dan cryptocurrency, namun belum sampai membuat metaverse untuk pratikum atau real simulation dan yang sejenisnya.
Hal yang kurang lebih sama yang dilakukan universitas-universitas di dalam negeri dalam membangun universitas metaverse atau meta-university.
Namun demikian cepat atau lambat teknologi metaverse akan berkembang  dengan laju eksponensial sehingga bentuk metaverse dalam dunia pendidikan akan menyamai pembelajaran tatap muka dalam semua bidang dan metode pembelajaran yang ada.
Menurut Mark Zuckerberg selaku CEO dan pendiri Facebook atau Meta, butuh waktu 10 hingga 15 tahun dalam membangun metaverse dan dibutuhkan kolaborasi antar-perusahaan.Â
Jadi metaverse dalam dunia pendidikan mungkin akan benar-benar diterapkan dalam proses belajar-mengajar secara paripurna, termasuk kegiatan praktik baik dalam skala laboratoriun maupun dalam praktik tindakan nyata sekitar 10 sampai 15 tahun lagi.
Selamat datang di perkuliahan metaverse di universitas metaverse, pada saat itu terjadi mungkin saya cukup jadi penonton saja, bukan apa-apa, karena masa depan memang milik generasi masa depan.
Dan perlu diingat, teknologi termasuk teknologi metaverse ibarat pedang bermata dua, selalu memiliki dua sisi yang berbeda. Di  satu sisi bisa memberikan manfaat yang positif dan di sisi lain juga ada dampak negatifnya, tergantung orang yang menggunakannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H