Keempat, usaha bagi hasil ini sebaiknya dipecah-pecah menjadi tim-tim kecil dan tiap tim mempunyai target masing-masing sehingga lebih mudah untuk membandingkan kinerja antar tim.
Tim kecil yang terdiri dari 3-5 orang sejauh ini merupakan teamwork yang paling efektif karena lebih mudah untuk menyatukan visi dan misi serta komunikasi dan koordinasi lebih lancar.
Kelima, merekrut karyawan dengan sistim bagi hasil sama dengan mencari mitra kerja. Kita membutuhkan orang yang kompeten di bidangnya namun juga memiliki visi dan misi yang sejalan dan mau bekerja keras untuk membesarkan usaha ini.
Selain itu sebagai mitra kerja, karyawan yang direkrut harus memiliki karakter yang terpuji seperti kesetiaan, tanggung jawab dan dapat dipercaya sehingga mengurangi resiko mereka akan menjadi pesaing kita secara tidak sehat di kemudian hari.
Demikian kelebihan dan kekurangan dari sistim bagi hasil. Secara umum sistim bagi hasil ini lebih memberikan harapan bagi karyawan untuk berkembang melampaui sistim jenjang karir formal pada suatu perusahaan.
Selain itu sistim bagi hasil ini juga lebih adil karena mereka yang bekerja lebih keras akan menerima bayaran yang lebih secara proporsional. Ungkapan "Setiap pekerja akan menerima upahnya" sangat relevan dengan sistim ini.
Jadi tidak ada salahnya mencoba pola bagi hasil ini dalam sistim pengupahan bila anda ingin memulai sebuah bisnis baru, siapa tahu usaha anda akan berkembang pesat dan menjadi saluran rejeki bagi orang lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H