Mohon tunggu...
Rudy Subagio
Rudy Subagio Mohon Tunggu... Lainnya - Just ordinary people, photograph and outdoors enthusiast, business and strategy learner..

Hope for the Best...Prepare for the Worst ...and Take what Comes. - anonymous- . . rudy.subagio@gmail.com . . Smada Kediri, m32 ITS, MM48 Unair

Selanjutnya

Tutup

Gadget Artikel Utama

Metaverse dan Keniscayaan Hidup dalam 2 Dunia, Sisi Gelap Metaverse akan Menjadi "Normal Baru"?

30 Desember 2021   18:13 Diperbarui: 31 Desember 2021   09:34 1901
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Metaverse (Freepik)

Selain itu juga sebagai saran pelatihan calon pilot dengan menggunakan flight simulator, yang sangat efektif karena dapat menghilangkan resiko kecelakaan yang berakibat kerugian karena kehilangan pesawat atau nyawa calon pilot.

Namun demikian, dampak negatif dari interaksi virtual yang paling utama adalah masalah kesehatan mental yaitu gangguan kepribadian Skizotipal yang melibatkan delusi dan/atau halusinasi karena mereka sulit membedakan mana kehidupan yang virtual dan mana yang nyata.

Orang dengan gangguan kepribadian Skizotipal memiliki pola berpikir dan bertindak yang berbeda dari apa yang masyarakat anggap biasa atau normal.

Ciri-ciri kepribadian skizotipal, meliputi pengalaman yang tidak biasa, ketidaksesuaian impulsif, dan disorganisasi kognitif. Skizotipal dianggap sebagai sindrom subklinis yang mirip dengan skizofrenia.

Ada banyak fakta dan bukti yang dilaporkan mengenai pengaruh penggunaan digital atau interaksi virtual terhadap munculnya gangguan kepribadian Skizotipal ini.

Pertanyaannya adalah: Apakah penggunaan teknologi digital (VR) menyebabkan skizotipal (termasuk delusi dan distorsi kognitif), atau apakah mereka dengan kepribadian skizotipal cenderung menggunakan teknologi digital (VR)?

Dari berbagai studi dapat disimpulkan bahwa penggunaan teknologi digital (VR) dapat menyebabkan skizotipal dan keduanya saling berkaitan. Dan orang dengan skizotipal cenderung menggunakan teknologi digital atau terlibat dalam dunia virtual, terutama yang terhubung ke game.

Salah satu alasan mengapa begitu banyak orang dengan skizotipal tertarik ke dunia virtual seperti itu adalah karena hal itu memungkinkan mereka untuk melarikan diri dari dunia nyata yang memicu beberapa masalah mereka.

Disisi lain interaksi dengan dunia digital atau virtual yang intens akan meningkatkan kemungkinan melarikan diri dari kehidupan nyata dan dengan demikian menghasilkan gejala delusi atau psikotik yang menyebabkan gangguan kepribadian skizotipal.

Hubungan timbal balik ini seperti sebuah lingkaran setan yang tidak ada ujungnya dan semakin lama semakin besar kerusakan yang ditimbulkan.

Hal ini yang harus diperhatikan oleh para pengambil kebijakan untuk melindungi generasi muda dari dampak buruk penggunaan teknologi digital atau interaksi dunia virtual.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun