2. Mengidentifikasi dan menentukan segmen pasar yang paling potensial
Langkah kedua adalah menentukan segmen pasar yang kita tuju, langkah ini biasanya dimulai dengan pertanyaan-pertanyaan dasar sebagai berikut.
Siapa calon konsumen yang kita bidik? Mengapa mereka membutuhkan produk kita? Kira-kira seberapa banyak atau seberapa besar jumlah mereka? Atau siapa lagi calon konsumen kita yang selama ini kita anggap tidak mungkin membeli produk yang kita tawarkan namun berpotensi untuk menjadi calon konsumen?
Jawaban dari pertanyaan ini akan menentukan segmen pasar yang kita bidik atau siapa calon konsumen yang kita tuju. Dan seperti dijelaskan sebelumnya dalam menentukan segmen yang kita bidik harus spesifik namun ukuran "pasar" juga tidak boleh terlalu kecil agar dapat mendukung keberlanjutan usaha ini.
Salah satu alat bantu untuk menentukan segmen yang kita bidik adalah dengan melakukan riset berdasarkan data statistik dan kuisioner seperti data statistik industri, demografi, geografi, geopolitik, survei dan analisis perilaku konsumen serta tren ke depannya.
Pada contoh kasus di atas segmen yang kita bidik harus spesifik, misalnya perusahaan manufaktur jenis apa yang cocok menggunakan produk kita.Â
Bagaimana skala atau ukuran perusahaan apakah pabrik kecil, menengah atau besar. Area yang kita layani, apakah dalam satu kota, antar kota atau area tertentu ataukah cakupannya secara nasional.
3. Melakukan Inovasi nilai
Inovasi nilai artinya adalah meningkatkan nilai suatu produk namun pada saat yang bersamaan menekan biaya yang terjadi.Â
Inovasi nilai menentang anggapan umum bahwa nilai yang tinggi identik dengan biaya tinggi, atau sebaliknya biaya yang rendah akan menghasilkan nilai produk yang rendah.
Inovasi nilai ini wajib dilakukan karena meskipun produk atau layanan kita dapat memberikan solusi atas permasalahan yang dihadapi konsumen namun belum tentu konsumen mau menggunakannya bila harganya telatif mahal.Â