Haji Chasan juga tokoh Banten yang disegani sekaligus ditakuti.
Jangan berpikir bahwa Chasan takut pada musuh-musuh politiknya. Chasan sangat kuat, baik di Banten dan pusat.
Konon Chasan tak segan membuat musuh-musuhnya "kapok" dengan cara "aneh" ketika keluarganya diserang.
Menurut kesaksian beberapa orang yang kenal Haji Chasan, salah seorang pendiri Banten ini adalah "agen" Orde Baru yang bertugas untuk mengamankan suara Golkar di Banten yang saat itu masih masuk menjadi bagian Jawa-Barat.
Menurut Gandung Ismanto, pengamat politik Untirta, Banten, Haji Kasan ditugaskan untuk menyaingi suara PPP ketika pemilu tahun 1997 di Banten.
Haji Khasan berhasil. Suara Golkar cukup signifikan di Banten. Jadilah Chasan sebagai "kontak" Orde baru.
Seiring berjalnnya waktu, jaringan Chasan menguat.
Dari jaringan inilah keluarga itu menonjol diantara keluarga-keluarga lainnya.
Hingga kemudian, Chasan Sochib yang berlatar belakang sebagai "bandar beras di pasar Ciomas" berhasil mendudukkan sang anak, "Ratu Atut" sebagai Wakil Gubernur berdampingan dengan Joko Munandar.
Dalam perjalanan pemerintahan Joko Munandar terlibat korupsi. DPRD melaksanakan sidang Istimewa. Atut menggantikan Joko sebagai Gubernur Banten.
Naiklah Atut ke singgasana kekuasaan. Dimasa inilah kata Gandung Ismanto, Dosen Untirta, Golkar berjaya, termasuk jejaring keluarga Atut Choisiyah, hingga kini.
Konon kekuatan Atut melemah saat ayahnya meninggal dunia. Haji Chasan-yang dituding "God Father"-nya Banten meninggal dunia tahun 2011 silam.