“Cobalah tinggal beberapa hari di sini, Rez. Rinpoche dan Lama pasti senang berkenalan denganmu. Kamu juga bisa melihat kehidupan di lereng gunung Himalaya yang berbeda dibandingkan kamu stay di hotel…” ujarku perlahan, membuyarkan suasana yang tiba-tiba menjadi hening dan kaku di antara kita. Lembut, kutarik lepas genggaman tangannya.
Lelaki itu beranjak berdiri. “Kamu yakin dengan keputusanmu, Ris? Kamu sudah mempertimbangkan semuanya baik-baik? Tante sudah tahu keputusanmu untuk hidup membiara? “
Aku menganggukkan kepala. “Nanti aku akan jelaskan semua, Rez…Sekali lagi, aku minta maaf.. Tadinya aku mau menjelaskan semua kepadamu… Tapi tiba-tiba kamu muncul di sini.. “ Ucapanku terhenti. Tanpa meminta persetujuanku, Reza memelukku ke dalam dekapannya. Ada kehangatan dalam pelukannya. Dulu, aku selalu merasa nyaman dalam dekapannya. Tapi sekarang pelukannya buatku lebih sebagai pelukan seorang teman baik. Teman karib yang sudah tiga tahun tidak bertemu.
“I will miss you….” Bisiknya perlahan sambil melepaskan pelukannya.
Aku tertawa kecil. “ Ayolah, kamu akan menjadi rebutan cewek-cewek cantik begitu balik ke US… Belum lagi yang antri di Jakarta…”
Reza mengangkat kedua bahunya. “ Yah… takes time lah Ris. Don’t know if I really can lose you… Let us both see… “ Ditepuknya celana jeans tebalnya. “Kamu temanin aku sebentar ambil beberapa foto di lereng gunung ya. Buat kenang-kenangan saja kalau aku pernah mengunjungi Himalaya. Mungkin besok aku balik ke Indo.. “
Aku mengangguk mengiyakan, dan menghela napas panjang. Sambil berjalan keluar dari dharmasala aku berdoa dalam hati……Semoga Reza benar-benar bisa mengerti, dan semoga aku diberi kekuatan untuk menjelaskannya semua nanti ke Mama.
Semoga semua makhluk hidup berbahagia. Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta.
December 09,2011
* Lama : bhiksu Buddhis Tibetan
* Rinpoche : bhiksu/pemimpin spiritual yang dihormati dalam buddhis Tibetan.