Mohon tunggu...
Rudy
Rudy Mohon Tunggu... Lainnya - Back to work

Refreshing

Selanjutnya

Tutup

Money

Terungkap Biang Kerok Pabrik Tekstil Bertumbangan, Banjir Produk Cina?

5 November 2024   09:06 Diperbarui: 5 November 2024   09:19 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
suasana pabrik tekstil dalam negeri (ekonomi.bisnis.com)

TPT tersebut masuk lewat "jalur tikus" oleh karenanya mereka luput dari pajak. 

Selain itu para distributor dan toko penampung TPT itu juga tidak bayar.

Ditambah lagi dengan murahnya biaya produksi di Cina.

"Biaya listrik di sana 30 persen lebih murah. Mereka mensubsidi biaya ekspor," lanjut Danang mengungkapkan mengapa TPT impor dari Cina jauh lebih murah ketika sudah sampai ke Indonesia.

Lalu apakah kualitas TPT impor itu lebih baik daripada TPT produksi dalam negeri?

Lepas dari itu, TPT dalam negeri kalah bersaing dengan TPT impor.

Dengan demikian perusahaan tekstil dalam negeri semakin tergerus penjualannya dan ini berdampak pula tentunya kepada pemasok bahan-bahannya.

Dan yang lebih mengerikan, PHK.

Lebih lanjut Danang mengatakan hingga September 2024 ada lebih dari 46.000 pekerja TPT yang kena PHK. Diprediksi hingga akhir tahun ini jumlah pekerja yang di PHK akan bertambah 30.000 lagi.

Permendag 8/2024 bertujuan untuk melindungi produk dalam negeri yang mengatur impor 7 komoditas termasuk tekstil.

Namun faktanya menurut Danang justru sebaliknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun