"Aku pun tak tau."
    Herman lega mendengar jawaban tersebut. Tapi, kemudian muncullah orang berbadan besar. Ternyata itu adalah Pemimpin dari pasukan khusus tersebut. Dia mulai menginterogasi mereka dengan bertanya tentang teman mereka lagi satunya. Tapi mereka tidak menjawab, karena mereka sendiri tidak tahu.
     "Teman kalian itu lumayan gesit ya, tapi tidak apa-apa. Tak lama dia akan tertangkap juga. Sekarang beritahu pada kami. Apa alasan kalian mau melawan pemerintah?"
     "Untuk kesejahteraan pak." Ujar Herman
     Pemimpin tersebut yang mendengar jawaban Herman tertawa dengan keras. Sekali lagi ia bertanya kepada mereka, tapi jawaban Herman masih tetap sama. Mendengar jawaban yang masih sama tersebut, ia pun marah dan mulai menyiksa mereka.
       "Kalian para pemberontak, harus ikut mati bersama PKI!" Teriakan si Pemimpin sambil menyiksa mereka.
       "Aahhhkkk. Apa iniii?"
       "Ini besi panas. Pantas saja sakit..." Jawaban dari Herman, yang juga merintih kesakitan.
       Kinra yang tidak kuat langsung jatuh pingsan, yang membuat Bunta dan Herman sangat marah pada pemimpin tersebut.
       "Kalian ini lucu sekali ya sama dengan teman kalian itu, seakan tidak mengenal diri sendiri" Ujar si Pemimpin
       "Halim? Apa yang kau buat pada Halim!" Teriakan Herman yang sangat marah mengetahui bahwa Halim dulu ada di sini.