MALING
Disini, dipojok masjid ini
Dengan jujur kukatakan pada-Mu
Bahwa aku adalah maling
Yang telah mencuri hak-Mu sebagai Tuhan
Kucuri waktu yang seharusnya untuk-Mu
Untuk bersenda-gurau
Kucuri harta yang semestinya untuk Makhluk-Mu
Untuk berfoya-foya
Kucuri umur yang merupakan anugerah-Mu
Untuk bersia-sia
Kucuri nikmat yang tercurah dari-Mu
Untuk berabai-abai
Lalu aku mencoba bersembunyi
Menyembunyikan diri dari-Mu
Sungguh tololnya aku !!!
Mana mungkin bisa bersembunyi dari penglihatan-Mu
Yang Maha Awas itu
Dasar maling tak tahu diri
Rutukku dalam hati
Dubai - UAE, 05-01-2015
JALAN PULANG
Langit masih mendung
Dan bunga-bunga salju berjatuhan
Serupa kapas-kapas putih berguguran dari pohonnya
Ombak selat Basporous mulai beriak bergulung-gulung
Camar-camar putih tak lagi berterbangan
Memilih hinggap diatap bangunan tua dipinggir dermaga
Laki-laki tua itu masih setia duduk dalam tenda kecilnya
Asap panas mengepul dari Teko airnya
Seorang pembeli singgah ditendanya
Duduk dikursi kecil menikmati secangkir chay hangat
racikanya
Mengusir dingin menghangatkan badan
Kemudian kembali berlalu menapaki senja
Melanjutkan perjalanan yang sejenak tertunda
Duhai kehidupan !
Bukankah engkau ibarat seorang yang mampir minum
Secangkir chay, segelas air dan atau apalah itu
Hanyalah kenikmatan yang sekejap saja
Lalu kita akan kembali meneruskan perjalanan
Menyusuri jalan pulang, menuju rumah keabadian
Istanbul - Turki, 31-12-2014.
DUA ANJING
Dua anjing bertarung berebut sekerat tulang
Aku datangi, dan merekapun berhenti berkelahi
Kemudian mereka berbalik menyerang dan mengejarku
Karena tulangnya kubawa lari
Dubai - UAE, 22-12-2014
CELENG
Dijalanan orang-orang memakiku sebagi celeng
Aku marah, tapi aku memilih menahan diri, lalu bercermin
Oh benar, ternyata aku adalah celeng
Kemudian timbul tanya dalam hatiku
Kenapa mereka tahu kalau aku adalah celeng
Jangan-jangan mereka juga celeng seperti halnya diriku
Dubai - UAE, 21-12-2014.
TAHI SAPI DI NEGERI
ANGIN
Aku seperti tahi sapi di negeri angin
Bau busukku dihembusnya kemana-kemana
Bercampur dengan debu
Lalu hinggap dihidungmu
Kau hirup, sesak nafasmu
Kau tutup hidungmu dengan tisu
Sambil mencaciku: “Busuk !!!”
Bau busukku diterbangkannya lagi
Masih bersama debu
Hinggap dihidung orang demi orang
Sesak nafas mereka
Serentak mereka menutup hidungnya
Kemudian berbarengan memakiku: “Busuk !!!”
Aku masih disini, dikandang ini
Menunggu majikanku
Besok ia akan membuangku ke sawah
Mencampurku dengan lumpur
Menjadi pupuk bagi padi-padi petani
Empat bulan lagi, kamu dan mereka
Menikmati penjelmaanku dipiring-piring kalian.
Dubai - UAE, 09-12-2014
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H