Satu pekan telah berlalu, Argi dan Alina memiliki kerabat baru dan cerita-cerita baru. Seperti biasanya, pembelajaran dimulai pada pukul tujuh pagi, hari itu Alina mendapati sebuah kesempatan untuk mempersentasikan materi yang sebelumnya telah dipelajari.
Alina merupakan gadis yang manis, Kulit nya yang lembut, tawa nya yang lucu dan senyumnya yang manis membuat seluruh kaum adam di kelas itu terpesona oleh Alina. Seusai Alina mempersentasikan materi nya alina pun mengakhiri materi nya dengan mempersilahkan teman-teman nya dengan tanya jawab.
"Is there any question? Or maybe all of you doesn't understand what I'm saying? Dengan sedikit malu, alina memberanikan dirinya dengan bertanya kepada teman-temanya. Sesaat Alina sedang berbicara Bara mengangkat tangan kananya sambil menatap alina dengan tiba-tiba menyeka pembicaraan itu dengan berkata.
      "Alina, There are many things that I have never understood in this life, sure. but now I'm really mad to myself and to my destiny why I met you now! those are things that I have never understood in this life"
Seketika suasana di ruangan menjadi riuh gemuruh atas pernyataan Bara kepada Alina yang secara tiba-tiba. Alina pun tersipu malu dan hanya bisa meninggalkan senyum malu nya itu atas apa yang dilakukan oleh Bara kepada Alina. Bara sendiri adalah seorang mahasiswa dari fakultas Adab dan Humaniora, jurusan sastra inggris di kampus ternama dan terkeren dikota Bandung yang baru datang ke pare hingga pertemuan Bara dengan Alina adalah sesuatu yang baru didapati oleh Bara.
 Bara sendiri seakan merasa degup jantung nya merasa bergojolak setelah melihat Alina, wajar saja Alina yang manis, yang selalu manis, dan akan tetap manis dapat memikat hati kaum Adam. Dan Bara lah diantara sekian lelaki yang ada dalam ruangan itu yang mampu membuat kontak langsung dengan Alina meskipun ditempat umum.Â
Lelaki yang berada dalam ruangan itu adalah pengecut yang hanya bisa terdiam dan menahan diri! Terkadang lelaki seperti itu adalah lelaki yang jantan namun dapat mampu membuat wanita terpengaruh atau juga tidak terpengaruh atau merasa risih.
Dihari berikutnya, Alina dan Bara semakin dekat tanpa sepengetahuan Argi. Secara kebetulan Argi dan Alina memiliki satu pelajaran yang berbeda. Argi mengambil kelas menulis sedangkan Alina mengambil kelas public speaking.
Entah mengapa, seakan Tuhan sudah memutuskan untuk mempertemukan Bara dan Alina kemudian memisahkan Alina dan Argi, tagar pare jahat memang benar adanya! Setelah kelas usai saat Alina hendak mengambil sepedahnya untuk pergi ke camp, Bara pun datang dan menghampiri Alina.
" Alina! " Dengan nada yang sedikit keras dan dipenuhi harapan Bara memanggil Alina.
" Eh, Iya ada apa Bar? " Saut Alina kepada Bara dengan sedikit malu-malu.