Mohon tunggu...
Rudi Irnawan
Rudi Irnawan Mohon Tunggu... pegiat sosial -

Pegiat Sosial

Selanjutnya

Tutup

Politik

Menyelamatkan Blok Masela dari Penjarahan Tahap Lanjut

25 Januari 2016   00:35 Diperbarui: 25 Januari 2016   15:48 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Blok Masela, Masyarakat Maluku Ingin Kilang LNG di Darat

Tokoh Maluku: Menteri Sudirman Tabuh Genderang Perang 

Dasar keputusan mengambil kebijakan soal pengembangan blok Masela harus lebih mementingkan kepentingan yang lebih besar, yakni bagaimana Negara dapat mengambil manfaat untuk sebesar-besarnya demi kemakmuran rakyat. Hal tersebut dalam rangka menegakkan konstitusi

Menko Rizal secara prinsip Senada dengan presiden Jokowi yang mengatakan dengan jelas dan tegas bahwa bumi dan air serta kekayaan yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Presiden menginginkan agar proyek besar blok Masela memberikan manfaat kepada ekonomi langsung, dan juga dapat menciptakan sebuah nilai tambah yang memberikan efek berantai (multiplier effect) bagi perekonomian nasional kita.

Jokowi : Sumber Daya Alam Indonesia bagi Kemakmuran Rakyat Bukan untuk Segelintir Orang

Dari prinsip-prinsip tersebut diatas, dan solusi yang diberikan menko Rizal Ramli, yakni onshore (pembangunan kilang darat) blok Masela, maka tentu saja membuat kelompok menteri ESDM cs merasa gerah dan terhalangi dari niat awal pengembangan blok Masela di tengah laut /terapung (FNLG).
Rencana pengembangan pembangunan blok Masela dengan cara terapung di tengah laut semakin terancam gagal, maka kelompok Sudirman Said pun melaukan aksi-aksi dan manuver-manuver guna memperkuat pembenaran rencana itu.

Sebut saja komentar;
Faisal Basri
Faisal Basri menyatakan menko Rizal hanya membuat gaduh dan menciptakan ketidakpastian bagi investor. Karena mengusulkan Onshore untuk pembangunan blok Masela.
Bahkan Faisal Basri secara sempit menerjemahkan prinsip-prinsip pengelolaan sumber daya alam untuk sebesar-besar kepentingan rakyat di pelintir hanya soal proyek Pipa dan penguasaan tanah.

Dan yang parahnya lagi, ternyata argumen Faisal Basri itu salah kaprah semua. Sebagaimana menyebut, jika pembangunan kilang didarat akan menjadi sejarah terbesar sebuah proyek pipa pembangunan di Indonesia.

Padahal itu salah total, karena proyek Kilang LNG Darat hanya sepanjang 90 km, jauh lebih panjang dari North Bali ke Gresik sepanjang 370 Km; lapangan Kakap Natuna ke Singapura sepanjang 500 Km; lapangan Koridor Jambi ke Singapura sepanjang 248 Km; dan lapangan Kepodang ke PLTU Tambaklorok di Semarang sepanjang 100 Km.

Haposan Napitupulu Bongkar Kekeliruan Faisal Basri - RMOL.CO

Faisal Basri Kritik Blok Masela, Ini Respon Pakar Migas Haposan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun