Mohon tunggu...
Rudiat
Rudiat Mohon Tunggu... -

Saya hanyalah seorang pedagang tahu yang hobi membaca dan menulis. Membaca membuat wawasan saya berkembang dan turut mengubah kehidupan saya. Sementara menulis membuat saya semakin asyik menikmati kehidupan ini, karena melalui tulisan saya bisa berbagi pengalaman.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Kilas Balik Sejarah Radio Terbesar Se-Asia

7 Desember 2016   23:58 Diperbarui: 8 Desember 2016   00:10 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Semua itu dilakukan agar radio tersebut tidak digunakan oleh Pemerintahan Jepang. Semua bangunan dilokasi tersebut hancur, termasuk bangunan Gedung Sepuluh yang hancur lebur. Sekarang lokasi Gedong Sepuluh tersebut menjadi tempat lokasi Favorit untuk camping, tepatnya yang berada di Blok B1 sampai Blok B5,” ujar Mulyadi dengan nada penuh semangat.

Kolam Cinta

Tepat di depan bangunan eks pemancar radio Belanda tersebut juga terdapat sebuah kolam yang melegenda. Konon ada mitos yang diyakinin warga, kalau ada pasangan kekasih yang berenang atau mencuci muka di sana, maka pasangan ini akan bertemu jodoh dan sampai melangsungkan pernikahan.

”Dulu kolam ini, menjadi tempat favorit para meneer serta noni Belanda untuk berenang. Tepat di depan kantor pemancar Radio dibangun kolam yang membentuk hati, sehingga sering disebut kolam Cinta.” Tutur Mulyadi menjelaskan.

Kolam cinta tersebut kini masih bisa dinikmati masyarakat yang berwisata ke sana, walau keadaannya sudah rusak dan tidak terawat. Sungguh memperihatinkan dan perlu perhatian serius dari pemerintah, khususnya bagian sejarah dan pariwisata.

Gedong Sabahu

Sisa puing-puing bangunan yang terdapat di Gunung Puntang, bukan hanya kolam cinta.  Ada juga bekas rumah dinas para meneer - yang menjadi petugas  menjalankan pemancar Radio, dan namanya masih terpampang jelas dibekas rumah dinas tersebut. Seperti rumah  Mr. Han Key, Mr Nelan, Mr. Vallaken, Mr. Bickman, Mr. Hodskey, dan Ir. Keh Kong  yang hancur akibat serangan tentara Jepang. Sekarang lokasi komplek tersebut dijadikan tempat untuk main perang-perangan oleh pecinta olehraga paintball.

Gua Belanda

Selain radio dan kolam Cinta, masih terdapat  sisa sejarah lainnya.  Tidak jauh dari bekas komplek rumah dinas terdapat sebuah gua dengan panjang 200 meter. Gua tersebut biasa disebut oleh warga dan para pengunjung dengan sebutan “Gua Belanda”.

“Gua ini dulunya digunakan untuk menyimpan senjata, peralatan, dan barang,  karena pada saat itu daerah Gunung Puntang menjadi daerah serangan tentara Jepang. Termasuk semua bangunan diluluhlantakkan dengan menyisakan puing-puing yang berserakan” pungkas Cecep Mulyadi

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun