Mohon tunggu...
Rudi Sinaba
Rudi Sinaba Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat - Jurnalis

Alamat Jln. Tj, Jepara No.22 Kota Luwuk Kab. Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Sudahkah Kita Berdaulat Secara Ekonomi?

22 Januari 2025   13:55 Diperbarui: 22 Januari 2025   13:55 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berdasarkan berbagai indikator yang telah dibahas, termasuk tingkat upah, ketergantungan ekonomi terhadap asing, struktur ekonomi, dan kebijakan fiskal serta moneter yang ada, dapat disimpulkan bahwa Indonesia masih perlu bekerja keras untuk mewujudkan kedaulatan ekonominya.

1. Tingkat Upah dan Kesejahteraan Tenaga Kerja: Upah tenaga kerja domestik Indonesia, yang termasuk dalam kategori rendah secara global, mencerminkan ketimpangan dalam distribusi hasil pertumbuhan ekonomi. Meskipun terdapat perbedaan antar daerah, upah rata-rata yang rendah menunjukkan bahwa banyak pekerja Indonesia tidak sepenuhnya menikmati hasil dari kemajuan ekonomi. Ini mencerminkan adanya ketergantungan pada sektor-sektor yang dikuasai oleh perusahaan asing, di mana upah yang rendah sering kali menjadi strategi untuk menarik investasi asing.

2. Ketergantungan terhadap Investasi Asing: Meskipun Indonesia berhasil menarik sejumlah besar investasi asing, ketergantungan ini juga membawa tantangan, karena perusahaan asing sering kali memiliki kontrol yang lebih besar atas sektor-sektor ekonomi penting, seperti energi, pertambangan, dan manufaktur. Hal ini berkontribusi pada terbatasnya ruang bagi Indonesia untuk mengelola dan mengarahkan kebijakan ekonomi sesuai dengan kepentingan nasional.

3. Struktur Ekonomi dan Ketimpangan: Ketimpangan ekonomi dan sosial yang cukup besar di Indonesia mengindikasikan bahwa tidak semua lapisan masyarakat menikmati hasil pertumbuhan ekonomi. Sebagian besar sektor ekonomi dikuasai oleh kelompok-kelompok tertentu, dan ini menciptakan ketimpangan distribusi kekayaan yang menjadi salah satu hambatan dalam mencapai kedaulatan ekonomi.

4. Tantangan Ekonomi Makro: Inflasi yang terkendali dan langkah-langkah kebijakan moneter yang diambil oleh Bank Indonesia, meskipun membantu mengendalikan stabilitas ekonomi, belum sepenuhnya mampu meningkatkan daya beli masyarakat secara merata. Dengan inflasi yang masih rendah, namun daya beli masyarakat cenderung menurun, menunjukkan adanya kesenjangan antara kebijakan ekonomi dan kesejahteraan rakyat.

5. Ketersediaan Lapangan Kerja dan Kualitas Tenaga Kerja: Sektor manufaktur Indonesia mengalami kontraksi, dan meskipun ada perbaikan di sektor lain, kualitas tenaga kerja Indonesia, ditambah dengan tingginya ketergantungan pada upah rendah, masih menjadi tantangan besar. Peningkatan kualitas pendidikan dan pelatihan kerja, serta penciptaan lapangan kerja berkualitas, sangat penting untuk mencapai kedaulatan ekonomi.

Hal- hal di atas mengindikasikan Indonesia masih berada dalam perjalanan panjang untuk mencapai kedaulatan ekonomi yang sesungguhnya. Meskipun beberapa kebijakan telah diambil untuk mendorong pertumbuhan, tantangan besar tetap ada dalam hal distribusi kekayaan, ketergantungan terhadap modal asing, serta rendahnya daya beli masyarakat. Oleh karena itu, diperlukan reformasi struktural, penguatan sektor-sektor domestik, dan kebijakan yang lebih berpihak pada penguatan sumber daya manusia untuk menciptakan kedaulatan ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun