Kemampuan Indonesia untuk membayar utang sangat bergantung pada stabilitas ekonomi domestik dan pendapatan negara. Ketergantungan pada ekspor komoditas membuat pendapatan negara rentan terhadap fluktuasi harga global. Jika pendapatan negara menurun, kemampuan membayar utang dapat terganggu, yang pada gilirannya dapat memengaruhi peringkat kredit Indonesia di mata internasional.
c. Ketahanan Perekonomian Domestik
Ketahanan ekonomi domestik merupakan indikator penting dalam menilai kedaulatan ekonomi suatu negara. Hal ini mencakup kapasitas produksi dalam negeri, diversifikasi ekonomi, daya beli masyarakat, dan ketahanan terhadap guncangan eksternal.
1. Struktur Ekonomi yang Rentan
Dominasi Ekspor Bahan Mentah:
Ekspor Indonesia masih didominasi oleh bahan mentah seperti batu bara, kelapa sawit, dan nikel. Ketergantungan ini membuat perekonomian rentan terhadap fluktuasi harga komoditas global.
Kurangnya Hilirisasi:
Meski pemerintah telah memulai kebijakan hilirisasi, hasilnya belum maksimal. Industri pengolahan masih lemah, sehingga nilai tambah produk SDA lebih banyak dinikmati oleh negara lain.
2. Ketimpangan Ekonomi dan Sosial
Ketimpangan distribusi pendapatan di Indonesia masih menjadi masalah serius. Menurut data terbaru, indeks Gini Indonesia berada di angka 0,38, menunjukkan adanya kesenjangan yang signifikan antara kelompok kaya dan miskin.
Urbanisasi Tanpa Perencanaan:
Konsentrasi ekonomi di kota-kota besar seperti Jakarta dan Surabaya membuat daerah lain tertinggal. Hal ini memperburuk ketimpangan ekonomi antarwilayah.
Minimnya Dukungan untuk Sektor Informal:
Sebagian besar tenaga kerja Indonesia bekerja di sektor informal, yang sering kali tidak mendapat perlindungan sosial atau akses terhadap modal.
3. Daya Beli Masyarakat yang Lemah