Mohon tunggu...
Rudi Sinaba
Rudi Sinaba Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat - Jurnalis

Menulis apa saja yang mungkin dan bisa untuk ditulis.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Paradoks China : Negara Komunis Tapi Praktek Kapitalisme Agresif di Negara Lain

22 Januari 2025   10:31 Diperbarui: 22 Januari 2025   11:03 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi (CNBC Indonesia)

4. Ketegangan Geopolitik dan Pengaruh Politik China

Praktik kapitalisme China, terutama melalui Belt and Road Initiative, juga telah memicu ketegangan geopolitik antara China dan negara-negara besar lainnya seperti Amerika Serikat, negara-negara Eropa, dan Jepang. Banyak negara Barat melihat ekspansi ekonomi China sebagai ancaman terhadap kepentingan strategis mereka dan mencoba menanggapi dengan strategi yang berbeda, seperti mengurangi ketergantungan pada rantai pasokan China atau membentuk aliansi regional untuk menyaingi pengaruh China.

Di sisi lain, China sering kali menggunakan kekuatan ekonomi mereka untuk mempengaruhi keputusan politik di negara-negara yang terlibat dalam proyek BRI. Dalam beberapa kasus, negara-negara ini terpaksa mengubah kebijakan luar negeri mereka atau bahkan memilih untuk mendukung posisi China dalam forum internasional, meskipun kebijakan tersebut mungkin bertentangan dengan kepentingan mereka sendiri. Ini menunjukkan bagaimana China tidak hanya menggunakan kapitalisme sebagai alat untuk menguasai pasar tetapi juga sebagai instrumen untuk memperluas pengaruh politik dan strategi internasional mereka.

5. Perang Dagang dan Tanggapan Negara-negara Barat

Sebagai reaksi terhadap praktik perdagangan agresif China, negara-negara Barat, terutama Amerika Serikat, telah meluncurkan perang dagang yang berfokus pada pengurangan ketergantungan global pada produk-produk China. Kebijakan tarif dan pembatasan perdagangan yang diterapkan oleh Amerika Serikat pada produk China menunjukkan ketegangan yang semakin besar antara China dan negara-negara Barat terkait praktik kapitalisme mereka. Negara-negara Eropa juga mulai mengadopsi pendekatan yang lebih kritis terhadap investasi China, dengan fokus pada perlindungan industri domestik dan keamanan nasional.

Namun, meskipun ada perlawanan dari negara-negara Barat, strategi China untuk memperluas pengaruhnya di pasar global tetap berjalan dengan cepat. Negara-negara berkembang, yang sering kali merasa kesulitan menghadapi tantangan ekonomi mereka sendiri, sering kali merasa terpaksa menerima tawaran investasi dan pinjaman dari China, meskipun risiko jangka panjangnya besar. Hal ini menciptakan dilema bagi banyak negara yang terperangkap antara keuntungan ekonomi jangka pendek dan potensi ketergantungan jangka panjang pada China.

Dengan demikian, meskipun praktik kapitalisme agresif China membawa banyak manfaat ekonomi bagi negara tersebut, praktik tersebut juga menciptakan sejumlah masalah besar bagi negara-negara mitra, serta meningkatkan ketegangan geopolitik dan ketimpangan global. Dalam jangka panjang, dunia akan dihadapkan pada tantangan bagaimana mengelola ketergantungan ini dan menjaga keseimbangan dalam hubungan internasional.

Penguasaan Sektor Tambang oleh Perusahaan China di Indonesia dan Dampaknya

China telah lama menjadi pemain utama dalam sektor pertambangan di Indonesia, terutama dalam menguasai hulu hingga hilir industri ini, baik dalam pengelolaan sumber daya alam maupun pemrosesan produk tambang. Beberapa perusahaan China yang terlibat dalam industri ini telah memperoleh kontrak besar dan menguasai sebagian besar cadangan mineral Indonesia, termasuk nikel, batu bara, dan tembaga. Namun, dominasi ini menimbulkan dampak besar, baik terhadap lingkungan maupun masyarakat setempat.

1. Perusahaan China yang Menguasai Sektor Tambang Indonesia

Beberapa perusahaan China yang aktif dalam sektor tambang Indonesia antara lain:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun