Mohon tunggu...
Rudi Sinaba
Rudi Sinaba Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat - Jurnalis

Alamat Jln. Tj, Jepara No.22 Kota Luwuk Kab. Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengenal Seni Tradisional Pansori Sebagai Sarana Refleksi Han dan Jeon bagi Orang Korea

15 Januari 2025   22:14 Diperbarui: 15 Januari 2025   22:20 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi (Korea Net)

Jeong: Kasih Sayang yang Mendalam

Sementara Han sering kali digambarkan sebagai beban emosional yang terpendam akibat ketidakadilan atau penderitaan yang mendalam, Jeong menawarkan gambaran yang lebih terang, menggambarkan perasaan kasih sayang yang mendalam dan hubungan emosional yang terjalin kuat antara individu. Jeong adalah konsep yang berfokus pada sisi positif dari hubungan manusia, tetapi tetap penuh kompleksitas. Ini bukan sekadar rasa suka atau cinta biasa, melainkan ikatan yang terbangun dari saling pengertian, empati, dan kedekatan emosional yang mendalam. Dalam masyarakat Korea, Jeong mencakup keterikatan yang tulus, yang terbentuk melalui interaksi sehari-hari dan pengalaman bersama yang membentuk rasa hormat dan kasih sayang yang abadi.

Dalam pansori, Jeong memainkan peran yang sangat penting, sering kali muncul dalam bentuk kisah-kisah pengorbanan dan cinta yang tulus, yang menggambarkan betapa kuatnya hubungan antara individu meskipun ada banyak rintangan yang harus dihadapi. Karakter-karakter dalam pansori sering kali menunjukkan kesetiaan yang tak tergoyahkan dan pengorbanan demi orang yang mereka cintai, meskipun terkadang harus menghadapi kesulitan hidup yang luar biasa. Jeong bukan hanya tentang kasih sayang yang sederhana, tetapi juga tentang ketabahan hati dan tekad untuk mempertahankan hubungan tersebut, meskipun dihadapkan pada ketidakadilan, kesulitan sosial, dan perpisahan yang tidak diinginkan.

Salah satu contoh paling jelas tentang Jeong dalam pansori dapat ditemukan dalam kisah cinta abadi antara Chunhyang dan Mongryong dalam Chunhyangga. Dalam kisah ini, hubungan antara Chunhyang dan Mongryong menggambarkan betapa kuatnya ikatan kasih sayang yang terbentuk antara dua individu, meskipun mereka terpisah oleh jarak dan ketidakadilan sosial. Meskipun Chunhyang harus berhadapan dengan perintah penguasa yang menginginkannya, serta kehidupan yang penuh tantangan, kasih sayangnya terhadap Mongryong tetap tidak berubah. Mongryong, meskipun terpisah oleh kedudukan sosial dan perbedaan status, tetap setia kepada Chunhyang dan berjuang keras untuk memperjuangkan cinta mereka. Dalam hal ini, Jeong mencerminkan betapa kuatnya hubungan emosional yang tidak tergoyahkan oleh waktu dan keadaan.

Namun, kisah Chunhyangga lebih dari sekadar sebuah kisah cinta; ia adalah representasi dari Jeong dalam konteks yang lebih luas---sebuah bentuk pengorbanan yang datang dari hati yang tulus dan ikhlas. Ketika Chunhyang mempertaruhkan hidupnya untuk mempertahankan kehormatannya dan kesetiaannya pada Mongryong, ia tidak hanya menunjukkan rasa cinta, tetapi juga menghormati ikatan yang telah mereka bangun. Begitu juga dengan Mongryong yang kembali ke Chunhyang setelah melalui berbagai kesulitan dan perjuangan, yang menunjukkan bahwa Jeong dalam konteks ini adalah kesetiaan yang tidak pernah luntur, bahkan dalam ujian yang paling berat sekalipun.

Selain itu, Jeong juga terlihat dalam hubungan antar anggota keluarga dalam pansori, di mana kasih sayang dan pengertian satu sama lain menjadi landasan bagi kedamaian dan kebahagiaan bersama. Seperti yang digambarkan dalam Simcheongga, di mana seorang anak rela berkorban demi orang tuanya, kisah ini menonjolkan hubungan keluarga yang penuh kasih sayang dan pengorbanan. Dalam cerita ini, karakter utama, Simcheong, tidak hanya memperlihatkan rasa kasih sayang terhadap orang tuanya, tetapi juga kesediaannya untuk mengorbankan diri demi kebahagiaan orang lain. Ini adalah contoh nyata dari Jeong dalam tindakan, yang mengilustrasikan betapa hubungan yang kuat dapat tumbuh melalui pengorbanan dan empati yang mendalam terhadap satu sama lain.

Kekuatan Jeong dalam pansori tidak hanya terletak pada representasi cinta yang mengharukan, tetapi juga pada bagaimana ikatan emosional ini membentuk cara orang Korea memandang hubungan antar manusia, baik dalam konteks sosial, keluarga, maupun pribadi. Melalui Jeong, pansori mengajarkan kita bahwa kasih sayang dan pengorbanan adalah kekuatan yang dapat mengatasi hambatan dan ujian dalam hidup, dan bahwa hubungan yang penuh pengertian dan kesetiaan dapat bertahan meskipun kehidupan sering kali tidak adil atau penuh dengan tantangan. Oleh karena itu, Jeong bukan hanya sekadar tema dalam pansori, tetapi juga filosofi yang membentuk cara hidup dan memandang hubungan di masyarakat Korea.

Keterkaitan Han dan Jeong dalam Kehidupan Manusia

Han dan Jeong adalah dua konsep fundamental dalam budaya Korea yang mencerminkan kedalaman pengalaman emosional manusia, dan keduanya saling terkait erat dalam membentuk cara orang Korea melihat dunia. Han menggambarkan sisi kelam dari kehidupan, perasaan kesedihan, penderitaan, dan ketidakadilan yang terpendam, sedangkan Jeong melambangkan sisi terang, yaitu ikatan kasih sayang yang mendalam dan hubungan manusia yang dapat memberi kekuatan untuk mengatasi kesulitan. Dalam kehidupan sehari-hari, seseorang sering kali merasakan keduanya: kesedihan yang datang akibat perasaan terbuang atau ketidakadilan, serta kekuatan yang lahir dari hubungan yang penuh kasih, yang memberikan harapan dan kedamaian. Kedua perasaan ini bukanlah dua hal yang terpisah, melainkan bagian dari proses berkelanjutan yang saling mendukung satu sama lain.

Han sering kali muncul dalam konteks ketidakadilan, rasa sakit, atau kehilangan, yang menciptakan luka batin yang mendalam dan terpendam. Penderitaan ini bisa terjadi pada tingkat individu maupun kolektif, seperti yang tercermin dalam sejarah panjang Korea yang penuh dengan penderitaan akibat penjajahan dan perpecahan sosial. Namun, meskipun Han sering kali tampak sebagai perasaan yang sulit diatasi, ia juga menjadi bagian integral dari identitas dan pengalaman budaya Korea. Penderitaan ini bukan hanya dibiarkan begitu saja, melainkan sering kali diungkapkan melalui seni, seperti pansori, di mana perasaan Han diceritakan dalam bentuk musik dan teater yang penuh emosi. Namun, meskipun Han sangat dominan dalam menggambarkan penderitaan, konsep ini juga membawa potensi untuk penyembuhan melalui ekspresi dan pengakuan terhadap rasa sakit itu.

Di sisi lain, Jeong menggambarkan kasih sayang yang mendalam dan ikatan emosional yang terjalin erat antara individu, yang memberi kekuatan untuk bertahan dalam menghadapi kesulitan hidup. Jeong bukan sekadar kasih sayang biasa, tetapi sebuah keterikatan yang tumbuh dari pengertian, empati, dan pengorbanan. Hal ini tercermin dalam banyak kisah dalam pansori, seperti hubungan antara Chunhyang dan Mongryong dalam Chunhyangga, yang menunjukkan bagaimana kasih sayang yang tulus dapat mengatasi perbedaan status dan rintangan besar yang menghalangi. Bahkan ketika ketidakadilan atau penderitaan datang, ikatan emosional ini memberikan keteguhan hati, yang membantu seseorang untuk bertahan dan bangkit kembali. Jeong menyampaikan pesan bahwa kasih sayang bukan hanya memberikan kenyamanan, tetapi juga memberi kekuatan untuk terus maju meskipun dunia seolah-olah memberikan tantangan yang tak teratasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun