Howard Gardner, dalam teori kecerdasan majemuknya, menekankan pentingnya sastra dalam meningkatkan kecerdasan intrapersonal, yaitu kemampuan untuk memahami dan mengenali diri sendiri.
Dalam "The Diary of a Young Girl" karya Anne Frank, anak-anak dapat belajar tentang refleksi diri dari kisah nyata seorang gadis yang mencatat perjuangan, ketakutan, dan harapannya selama masa Perang Dunia II.
4. Mengembangkan Keterampilan Sosial
Dialog dan interaksi antar karakter dalam cerita memberikan anak-anak contoh nyata tentang cara berkomunikasi, bernegosiasi, dan bekerja sama.
Lev Vygotsky, seorang psikolog perkembangan, menyatakan bahwa sastra membantu anak-anak memahami norma sosial dan meningkatkan kemampuan mereka untuk berinteraksi dengan orang lain.
Dalam dongeng "The Lion and the Mouse", anak-anak belajar tentang pentingnya kerja sama dan rasa terima kasih. Kisah ini menunjukkan bahwa bantuan kecil dapat memberikan dampak besar dalam hubungan sosial.
5. Meningkatkan Kreativitas dan Imajinasi
Membaca sastra memungkinkan anak-anak membayangkan dunia, karakter, dan situasi baru, yang memperkaya pengalaman emosional dan kreatif mereka.
Menurut Jerome Bruner, sastra merangsang imajinasi anak dengan memaparkan mereka pada dunia yang penuh kemungkinan, sehingga membantu mereka mengembangkan kemampuan berpikir kreatif.
Cerita seperti "Harry Potter" karya J.K. Rowling mengajak anak-anak membayangkan dunia sihir yang penuh petualangan. Imajinasi ini tidak hanya memberikan kesenangan, tetapi juga melatih anak untuk berpikir di luar batasan realitas mereka.Melalui sastra, anak-anak tidak hanya mendapatkan hiburan tetapi juga alat penting untuk mengembangkan kecerdasan emosional. Dengan memahami emosi, berempati terhadap karakter, dan berlatih keterampilan sosial melalui cerita, anak-anak dapat tumbuh menjadi individu yang seimbang secara emosional. Pilihan sastra yang tepat, dikombinasikan dengan pendampingan dari orang tua atau guru, akan memaksimalkan manfaat ini.
Jenis Sastra yang Cocok untuk Anak