Mohon tunggu...
Rudi Sinaba
Rudi Sinaba Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat - Jurnalis

Menulis apa saja yang mungkin dan bisa untuk ditulis.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Socrates, Aristoteles dan Sebuah Handphone

13 Desember 2024   18:36 Diperbarui: 13 Desember 2024   18:36 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsuf (dibuat memakai DALL-E OpenAI)

Aristoteles: "Mungkin... atau mungkin kita hanya sedang dilatih untuk memperhatikan hal-hal yang remeh. Bukankah itu hal yang menarik?"

Socrates: (mengetuk layar hp) "Tunggu, ini muncul sesuatu yang lebih menarik, 'Media Sosial'! Apakah ini adalah cara manusia berinteraksi satu sama lain di dunia maya?"

Aristoteles: "Sepertinya begitu... Tapi mengapa mereka berbicara begitu banyak tentang hal-hal yang sepertinya tidak ada hubungannya dengan kebajikan atau kebijaksanaan?"

Socrates: (tertawa terbahak-bahak) "Ah, Aristoteles, aku rasa kita akan menemukan banyak hal aneh jika kita terus mengulik benda ini. Tetapi mungkin ini adalah cara zaman kita untuk bertanya, bukan dengan cara biasa, melainkan melalui gambar, suara, dan kata-kata."

Keduanya pun melanjutkan eksperimen mereka, memencet layar handphone dengan penuh rasa ingin tahu, kadang tertawa geli, kadang bingung, seakan-akan berusaha menemukan makna baru dalam dunia yang tak mereka pahami.

Socrates: "Mungkin, Aristoteles, kita tak akan pernah sepenuhnya mengerti ini. Tapi setidaknya, kita dapat menikmati keanehannya, bukan?"

Aristoteles: (tersenyum) "Setuju, Socrates. Setidaknya kita bisa berkata bahwa kita mencoba memahami dunia dalam cara yang baru."

Dan begitulah, dua filsuf legendaris itu, dengan penuh rasa ingin tahu dan humor, berusaha memahami dunia modern melalui layar handphone yang tak pernah mereka bayangkan sebelumnya.

Setelah beberapa saat terdiam, Aristoteles dan Socrates mulai meresapi lebih dalam tentang kegunaan handphone yang mereka temui. Meskipun terkesan dengan fungsinya yang luar biasa, keduanya tak bisa melepaskan diri dari perspektif filsafat dan etika yang selalu mereka pikirkan.

Socrates: (memutar handphone di tangannya) "Aristoteles, jika kita lihat ini dari perspektif filsafat, kita sebenarnya sedang menghadapi sebuah dilema besar. Alat ini, yang tampaknya canggih, bisa jadi membawa dampak besar pada kebijaksanaan manusia. Apakah ini, seperti kata kita, 'teknologi' yang membawa kebaikan, atau malah akan menjerumuskan kita ke dalam kebodohan?"

Aristoteles: (mengangguk) "Aku setuju, Socrates. Secara etis, teknologi seharusnya mendukung kebajikan, bukan malah menjauhkan kita dari kehidupan yang lebih baik. Tetapi, aku mulai berpikir, apakah kita bisa mengendalikan teknologi, atau malah teknologi yang mengendalikan kita?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun