Mohon tunggu...
Rudi Sinaba
Rudi Sinaba Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat - Jurnalis

Alamat Jln. Tj, Jepara No.22 Kota Luwuk Kab. Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mencari Gap dan Merumuskan Novelty dalam Penelitian Ilmiah (Oleh: Rudi Sinaba)

6 Desember 2024   16:33 Diperbarui: 6 Desember 2024   16:53 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

2. Gunakan Model CARS (Create a Research Space)
Model ini membantu menyoroti gap, menjelaskan pentingnya penelitian, dan merumuskan kontribusi penelitian secara eksplisit.

CARS adalah alat yang sangat berguna bagi peneliti, terutama untuk menyusun pendahuluan yang kuat dan meyakinkan," kata Dr. Ken Hyland, pakar dalam penulisan akademik.

3. Rumusan NOVELTY

Tulis secara eksplisit dalam penelitian Anda:

"Penelitian ini menawarkan pendekatan baru dalam..."

"Tidak seperti penelitian sebelumnya, penelitian ini mengeksplorasi..."

Hubungan GAP dan NOVELTY dalam Penelitian Ilmiah

Gap dan novelty adalah dua konsep yang saling terkait erat. Tanpa gap, sulit untuk menentukan keunikan atau novelty penelitian Anda. Sebaliknya, novelty yang kuat selalu berakar pada pengisian gap yang relevan. Mari kita telusuri bagaimana keduanya saling mendukung dan memperkuat dalam sebuah penelitian ilmiah.

1. GAP Sebagai Titik Awal NOVELTY

Gap adalah alasan mengapa penelitian dilakukan, sementara novelty adalah hasilnya. Jika gap diibaratkan sebagai pertanyaan yang belum terjawab, maka novelty adalah jawaban atau solusi yang dihasilkan.

Contoh, Dalam bidang kedokteran, sebelum ditemukannya insulin, gap utama adalah kurangnya solusi untuk mengatur kadar gula darah penderita diabetes. Penelitian yang mengarah pada penemuan insulin berhasil mengisi gap ini dengan kontribusi signifikan, yaitu novelty berupa metode pengobatan baru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun