Menerima perbedaan individual di dalam kelas, seperti perbedaan gaya belajar, latar belakang sosial, dan kemampuan akademis. Guru memberikan perhatian yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing siswa, baik dalam bentuk dukungan tambahan atau tantangan untuk siswa yang lebih maju.
d. Refleksi dan Pembelajaran Sosial-Emosional:Â
Mengajarkan siswa untuk merenung tentang pembelajaran mereka, serta mengembangkan keterampilan sosial dan emosional melalui diskusi kelompok atau kegiatan reflektif, seperti jurnal pribadi atau latihan mindfulness.
e. Â Pembelajaran yang Terintegrasi:Â
Materi pelajaran dihubungkan dengan kehidupan nyata, dan siswa diberi kesempatan untuk menerapkan pengetahuan mereka dalam konteks yang lebih luas, seperti proyek berbasis komunitas atau kegiatan layanan masyarakat.
3. Keterlibatan Keluarga dan Komunitas
Pembelajaran holistik mengakui pentingnya dukungan dari luar sekolah. Kolaborasi antara sekolah, keluarga, dan komunitas sangat penting untuk menciptakan pengalaman belajar yang holistik. Dalam prakteknya, ini melibatkan:
a. Kerja sama dengan orang tua untuk mendukung perkembangan akademis dan pribadi siswa.
b. Melibatkan siswa dalam kegiatan berbasis komunitas yang dapat membantu mereka menghubungkan pembelajaran di sekolah dengan dunia nyata.
c. Menjalin kemitraan dengan organisasi eksternal yang menyediakan pengalaman pembelajaran tambahan, seperti magang atau layanan masyarakat.
4. Pembelajaran yang Berkelanjutan dan Bermakna