Signifikansi Freud
Freud dianggap sebagai pelopor dalam memahami kepribadian manusia, meskipun banyak dari gagasannya telah dikritik atau ditinggalkan. Teorinya tetap memberikan kontribusi besar dalam bidang psikologi, sastra, dan seni, terutama dalam eksplorasi kepribadian, mimpi, dan bawah sadar.
Kritik Terhadap Ajaran Freud
Ajaran Sigmund Freud tentang psikoanalisis telah menerima banyak kritik sepanjang abad ke-20 dan ke-21, baik dari para psikolog, filsuf, maupun ilmuwan lainnya. Beberapa kritik utama terhadap teori Freud meliputi aspek metodologi, konsep-konsep yang tidak dapat diuji secara ilmiah, dan pandangan-pandangan tertentu yang dianggap kontroversial. Berikut adalah beberapa kritik utama beserta tokoh-tokoh yang mengemukakannya:
1. Kritik terhadap Metode dan Validitas Ilmiah
Karl Popper :
Popper, seorang filsuf ilmu, mengkritik psikoanalisis Freud sebagai teori pseudoscience (ilmu semu). Menurut Popper, teori Freud tidak dapat diuji secara empiris atau diverifikasi, karena teori tersebut tidak dapat diuji kebenarannya melalui eksperimen atau observasi yang objektif.
Teori Freud, khususnya tentang alam bawah sadar dan mekanisme pertahanan diri, tidak dapat dibuktikan atau dibantah melalui eksperimen atau observasi langsung, sehingga tidak memenuhi standar ilmiah.
2. Kritik terhadap Seksualitas sebagai Fokus Utama
 Karen Horney:
Horney, seorang psikolog Jerman yang terpengaruh oleh pemikiran Freud tetapi mengembangkan pandangannya sendiri, mengkritik pandangan Freud yang terlalu menekankan peran seksualitas dalam perkembangan kepribadian manusia. Horney berpendapat bahwa Freud terlalu mengabaikan faktor sosial dan budaya dalam pembentukan kepribadian dan kesehatan mental.