Mengungkapkan pikiran dan perasaan tokoh secara langsung akan memberi pembaca akses ke dunia internal mereka. Hal ini akan memperdalam hubungan antara pembaca dan karakter, memungkinkan pembaca merasakan apa yang dirasakan oleh tokoh.
Contoh : Malam itu, Adi duduk di tepi jendela, menatap langit yang dipenuhi bintang. "Kenapa aku merasa kesepian?" pikirnya. "Bukankah aku sudah dikelilingi oleh teman-teman? Tapi kenapa rasa ini tidak hilang?". Hatinya merasa hampa, seakan ada bagian dari dirinya yang tidak terisi meskipun dunia sekitarnya penuh warna.
Dalam cerita ini, pembaca diberi wawasan tentang perasaan Adi yang mendalam. Meskipun ia dikelilingi orang-orang, ia merasa kesepian. Pikiran dan perasaan ini memperlihatkan konflik batin yang kuat dan menambah kedalaman pada karakter Adi.
6. Konflik Internal dan Eksternal
 Konflik, baik internal (dalam diri tokoh) maupun eksternal (dengan dunia sekitar), adalah kunci dalam mengembangkan cerita dan karakter. Konflik internal memberikan kesempatan untuk menggali lebih dalam ke dalam pikiran dan perasaan tokoh, sementara konflik eksternal memperkenalkan tantangan yang memaksa tokoh untuk beradaptasi atau berubah.
Contoh : Nina berdiri di depan pintu ruang rapat. Di luar, hujan turun deras, namun lebih deras lagi hujan pikirannya. "Aku harus berbicara, aku harus mempertahankan posisi ini," pikirnya. Tetapi di dalam hatinya, ada suara kecil yang berkata, "Apakah ini yang benar? Apakah aku siap kehilangan segalanya?" Dia menatap jam tangannya, merasa ragu, namun pintu itu sudah terbuka. Nina harus memilih, apakah dia akan tetap berjuang atau mundur.
Nina menghadapi konflik internal tentang apakah dia siap untuk bertanggung jawab atau mundur. Konflik eksternalnya adalah rapat yang akan mempengaruhi kariernya. Kombinasi kedua konflik ini menciptakan ketegangan yang membuat tokoh lebih hidup.
7. Hubungan dengan Tokoh Lain
Hubungan antar tokoh memberikan dimensi lebih pada karakter, menunjukkan bagaimana mereka berinteraksi dan mempengaruhi satu sama lain. Dinamika hubungan ini membantu pembaca memahami lebih dalam tentang sifat dan tujuan tokoh utama.
Contoh : Andi dan Tika tidak pernah bisa sepenuhnya akur, meskipun mereka sudah berteman sejak kecil. "Kamu nggak pernah ngerti aku, kan?" Tika berkata sambil menatap Andi dengan tatapan tajam. Andi hanya menggelengkan kepala. "Aku mengerti lebih banyak daripada yang kamu kira" jawabnya pelan. Tapi entah kenapa, kata-kata itu membuat Tika merasa lebih jauh dari Andi.
Hubungan antara Andi dan Tika menunjukkan ketegangan yang ada di antara mereka. Meskipun mereka sudah lama berteman, perbedaan pendapat dan ketidakmengertian satu sama lain menciptakan dinamika hubungan yang menarik.