Contoh : "Rani memiliki tubuh ramping, rambut panjang yang sering tergerai di atas bahunya, dan mata yang tajam. Namun, di balik penampilannya yang tenang, Rani selalu merasa ada sesuatu yang hilang. Setiap kali dia melihat bayangannya di cermin, ada rasa hampa yang menyelimuti hatinya. Keluarganya selalu menuntutnya untuk berprestasi, tetapi dia tidak tahu apa yang sebenarnya dia inginkan."
Deskripsi fisik tokoh Rani menggambarkan penampilan luarnya yang sempurna, tetapi deskripsi emosional mengungkapkan perasaan hampa dan kebingungannya. Ini memberi gambaran bahwa meskipun secara fisik terlihat "sempurna," Rani memiliki konflik batin yang mendalam.
3. Dialog yang Natural
Dialog adalah cara yang efektif untuk mengungkapkan kepribadian tokoh. Cara mereka berbicara---baik dalam pemilihan kata, intonasi, dan cara mereka merespons---akan mencerminkan latar belakang dan karakteristiknya. Dialog yang natural membuat pembaca merasa seolah-olah sedang berbicara dengan orang nyata.
Contoh : "Kamu nggak pernah mikir ya?" seru Fanny. "Aku tuh cuma pengen kamu jujur, itu aja."
Dika menghela napas panjang, menatap ke luar jendela. "Kadang-kadang aku berpikir, kalau aku jujur, apa semuanya akan berakhir lebih buruk?"
Fanny terdiam sejenak, lalu menjawab pelan, "Mungkin ya, mungkin nggak. Tapi kita harus coba."
Dialog antara Fanny dan Dika terasa alami karena menggunakan bahasa sehari-hari yang sesuai dengan situasi dan hubungan mereka. Fanny lebih ekspresif dan langsung, sementara Dika lebih tertutup dan penuh keraguan. Ini mengungkapkan kepribadian mereka yang berbeda.
4. Tindakan yang Konsisten
Setiap tindakan tokoh harus konsisten dengan karakter dan tujuan mereka. Karakter yang tidak konsisten bisa membuat pembaca merasa bingung. Tindakan ini bisa mencerminkan perkembangan karakter sepanjang cerita.
Contoh : Setiap hari, Iwan datang ke kafe kecil di sudut jalan itu. Ia tidak pernah memesan lebih dari secangkir kopi hitam. Namun hari itu, ia memutuskan untuk memesan dua cangkir. "Satu untuk saya, satu lagi untuk dia," katanya dengan senyuman yang tak biasa. Seolah-olah, hari itu, ia siap untuk membuka hatinya.
Tindakan Iwan yang tiba-tiba memesan dua cangkir kopi menunjukkan perubahan dalam dirinya. Sebelumnya, Iwan selalu tertutup, tetapi kali ini, dia mulai membuka diri. Tindakan ini konsisten dengan karakter yang sebelumnya cemas dan tertutup, tapi mulai siap untuk perubahan.
5. Pikiran dan Perasaan Tokoh