Kasus ini terjadi pada masa awal karier Cicero dan menunjukkan keberaniannya sebagai advokat muda yang rela menghadapi risiko. Sextus Roscius dituduh membunuh ayahnya sendiri, sebuah kejahatan yang sangat serius dan hina di Roma. Tuduhan ini melibatkan sejumlah tokoh berpengaruh di Roma, termasuk Chrysogonus, seorang sekutu dekat diktator Sulla.
Cicero, yang masih baru dalam dunia hukum, memilih untuk membela Roscius meskipun ia harus menantang kekuasaan orang-orang berpengaruh. Dalam pembelaannya, Cicero tidak hanya berusaha membuktikan bahwa Roscius tidak bersalah, tetapi juga mengungkap konspirasi yang dilakukan oleh para pejabat untuk menyalahkan Roscius demi keuntungan pribadi mereka. Pembelaannya yang penuh keberanian ini berhasil, dan Roscius dibebaskan. Kemenangan ini membuat Cicero semakin dikenal sebagai pembela rakyat kecil dan simbol keadilan.
2. Konspirasi Catiline (63 SM)Â
Ketika Cicero menjabat sebagai konsul, ia menghadapi tantangan besar dengan munculnya konspirasi yang dipimpin oleh Lucius Sergius Catilina, seorang bangsawan Romawi yang kecewa karena gagal mendapatkan posisi kekuasaan. Catiline berencana menggulingkan pemerintahan Republik dengan bantuan dari sejumlah sekutu yang setia.
Dalam menghadapi ancaman ini, Cicero menyampaikan empat pidato yang terkenal dengan nama Catilinarian Orations, di mana ia mengutuk Catiline dan mengungkap rencana kudetanya. Cicero menunjukkan bukti-bukti kuat dalam pidatonya bahwa Catiline dan para pengikutnya berniat merusak tatanan Republik Roma. Ia berhasil meyakinkan Senat untuk mengambil tindakan tegas. Hasilnya, Catiline diasingkan dari Roma, dan banyak konspirator lainnya ditangkap dan dieksekusi.
Tindakan Cicero ini sangat penting dalam sejarah Roma, karena berhasil menyelamatkan Republik dari potensi perang saudara. Namun, keputusan Cicero untuk mengeksekusi para konspirator tanpa pengadilan menuai kritik. Banyak yang berpendapat bahwa tindakan ini melanggar hak hukum para konspirator, dan hal ini menjadi salah satu faktor yang menyebabkan eksil Cicero beberapa tahun kemudian, ketika musuh-musuh politiknya menggunakan insiden ini untuk menyerangnya.
3. Pembelaan Terhadap Publius Sestius (56 SM)
 Cicero juga membela Publius Sestius, seorang mantan pejabat yang didakwa dengan tuduhan melakukan kekerasan dalam politik. Pada saat itu, situasi politik di Roma sangat kacau, dengan banyak pertikaian dan kerusuhan antara kelompok-kelompok yang berbeda. Cicero menggunakan kasus ini sebagai kesempatan untuk berpidato tentang nilai-nilai politik dan moral yang lebih luas.
Dalam pembelaannya, Cicero menyampaikan pandangan bahwa kekerasan yang dilakukan Sestius adalah tindakan untuk mempertahankan Republik dari kekuatan yang mengancamnya. Cicero berargumen bahwa dalam situasi krisis, terkadang tindakan tegas diperlukan untuk melindungi kebaikan umum. Kasus ini juga penting dalam mengukuhkan reputasi Cicero sebagai pembela Republik yang gigih.
Warisan Cicero
Warisan Cicero dalam pemikiran hukum, politik, dan filsafat sangat mendalam. Ia dianggap sebagai salah satu pemikir awal yang memperkenalkan konsep hukum alam (natural law), yang mempengaruhi pemikiran hukum di Eropa dan dunia Barat selama berabad-abad. Pandangannya bahwa hukum dan moralitas harus berjalan seiring menjadi dasar bagi banyak filsuf dan pemikir di kemudian hari, termasuk tokoh-tokoh seperti John Locke dan Montesquieu.