Guru menggunakan aplikasi seperti GeoGebra untuk mengajarkan transformasi geometris. Siswa dapat memanipulasi bentuk dan melihat secara real-time bagaimana perubahan parameter memengaruhi gambar. Ini membantu mereka memahami konsep abstrak dengan visualisasi yang konkret.
Seymour Papert, pelopor dalam bidang pendidikan dan teknologi, melalui teorinya tentang constructionism, berpendapat bahwa teknologi dapat menjadi alat yang kuat dalam pembelajaran karena memungkinkan siswa membangun pengetahuan mereka sendiri melalui eksplorasi dan eksperimen.Â
Estonia dikenal sebagai negara yang maju dalam integrasi teknologi dalam pendidikan. Sekolah-sekolah di Estonia menggunakan platform digital dan alat interaktif untuk meningkatkan keterlibatan siswa dalam pembelajaran matematika dan sains.
5.  Pendekatan Diferensiasi (Differentiated Instruction)
Setiap siswa memiliki gaya belajar dan kecepatan pemahaman yang berbeda. Guru dapat memberikan variasi tugas atau aktivitas yang sesuai dengan kemampuan masing-masing siswa, sehingga mereka tetap termotivasi untuk belajar dan berkembang sesuai potensinya.
Dalam satu kelas matematika, guru menyediakan beberapa pilihan tugas dengan tingkat kesulitan berbeda. Siswa dapat memilih tugas yang sesuai dengan tingkat pemahaman mereka. Selain itu, guru memberikan bimbingan tambahan bagi siswa yang membutuhkan, sementara siswa yang lebih mahir diberikan proyek yang menantang untuk mengembangkan keterampilan mereka lebih lanjut.
Carol Ann Tomlinson, ahli dalam pendidikan diferensiasi, menyatakan bahwa pengajaran harus diadaptasi untuk memenuhi kebutuhan belajar individu siswa. Menurutnya, pendekatan ini meningkatkan keterlibatan dan motivasi siswa, karena mereka merasa dihargai dan didukung sesuai dengan kemampuan mereka.
Australia telah mengadopsi pendekatan diferensiasi dalam sistem pendidikannya. Kurikulum nasional mereka mendorong guru untuk menyesuaikan metode pengajaran dan penilaian agar sesuai dengan beragam kebutuhan siswa, termasuk mereka yang memiliki kebutuhan khusus atau bakat luar biasa.
6.  Metode Discovery Learning
Siswa diajak menemukan sendiri konsep-konsep matematika melalui eksperimen atau observasi. Guru berperan sebagai fasilitator yang membimbing siswa menemukan konsep dengan memberi petunjuk dan tantangan yang tepat.
Ketika mempelajari konsep luas permukaan dan volume, siswa diberikan berbagai benda dengan bentuk berbeda dan diminta untuk menemukan sendiri rumus yang berlaku dengan melakukan pengukuran dan penghitungan. Proses penemuan ini membantu siswa memahami asal-usul rumus dan aplikasi praktisnya.