Mohon tunggu...
Rudi Sinaba
Rudi Sinaba Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat - Jurnalis

Alamat Jln. Tj, Jepara No.22 Kota Luwuk Kab. Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Latar Belakang Pecahnya Revolusi Perancis

8 Oktober 2024   04:18 Diperbarui: 8 Oktober 2024   05:42 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemikiran Pencerahan

Selain faktor ekonomi dan sosial, pemikiran Pencerahan juga memainkan peran penting dalam mendorong Revolusi Prancis. Para filsuf seperti Jean-Jacques Rousseau, Voltaire, dan Montesquieu mengkritik keras ketidakadilan sistem monarki absolut dan menyerukan pemerintahan yang lebih demokratis. Gagasan tentang kebebasan, kesetaraan, dan hak asasi manusia menjadi populer di kalangan kelas menengah dan intelektual, yang kemudian menyebar ke seluruh lapisan masyarakat.

Rousseau, misalnya, dalam karyanya Du Contrat Social (Kontrak Sosial), menekankan bahwa kekuasaan sejati harus berada di tangan rakyat, bukan di tangan raja. Montesquieu mengajukan konsep pemisahan kekuasaan, yang kelak menjadi dasar bagi sistem pemerintahan modern. Ide-ide ini memberikan landasan filosofis bagi para revolusioner untuk menentang tirani dan memperjuangkan hak-hak sipil.

Kegagalan Monarki dalam Reformasi

Raja Louis XVI yang berkuasa saat itu, meskipun menyadari krisis yang semakin memuncak, gagal melakukan reformasi yang efektif. Di bawah tekanan dari kaum aristokrat yang menolak perubahan, raja menunjukkan ketidakmampuan dalam menangani masalah ekonomi dan sosial yang memburuk. Pada tahun 1789, untuk pertama kalinya dalam lebih dari 170 tahun, raja mengumpulkan Estates-General, suatu majelis perwakilan yang terdiri dari tiga golongan tersebut, untuk membahas krisis keuangan. Namun, bukannya mencapai solusi, pertemuan ini malah membuka pintu bagi konflik lebih lanjut antara rakyat dan penguasa.

Kaum Ketiga (Third Estate), yang mewakili rakyat biasa, merasa bahwa mereka diperlakukan tidak adil dalam pembagian suara dan mulai membentuk Assemble Nationale (Majelis Nasional) sebagai simbol perlawanan terhadap sistem monarki absolut. Peristiwa ini kemudian memicu serangkaian peristiwa dramatis yang pada akhirnya menandai awal Revolusi Prancis, dimulai dengan penyerbuan Bastille pada 14 Juli 1789.

Bagaimana Revolusi Berlangsung

Pada pagi hari tanggal 14 Juli 1789, ribuan warga Paris, yang sebagian besar terdiri dari pekerja, buruh, dan kaum miskin kota, berkumpul di pusat kota. Dengan penuh semangat dan kemarahan, mereka berbaris menuju Bastille, bertekad untuk merebut senjata yang mereka yakini disimpan di dalamnya. Walaupun hanya dijaga oleh segelintir pasukan, benteng tersebut dipandang sebagai simbol kekuasaan tiran yang menindas rakyat.

Pertempuran di depan Bastille berlangsung sengit. Para pemberontak yang sebagian besar bersenjatakan alat-alat seadanya, seperti kapak dan senapan tua, menghadapi tembakan meriam dari penjaga benteng. Namun, mereka tidak menyerah. Setelah beberapa jam baku tembak, massa berhasil menyerbu masuk dan merebut Bastille. Sang gubernur Bastille, Bernard-Ren de Launay, akhirnya ditangkap dan dieksekusi oleh massa.

Penyerbuan ini menandai pecahnya Revolusi Prancis secara nyata. Di seluruh Paris, lonceng gereja dibunyikan, menandakan kemenangan rakyat atas monarki absolut. Pada hari itu, rakyat Prancis telah mengirim pesan yang jelas: kekuasaan tidak lagi hanya milik raja, tetapi milik rakyat yang berani memperjuangkan hak-hak mereka. Bastille, yang sebelumnya menjadi lambang penindasan, runtuh bersama dengan ketakutan yang selama ini menguasai rakyat Prancis. Revolusi baru saja dimulai, dan dunia tidak akan pernah sama lagi.

Semboyan Revolusi Perancis

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun