Mohon tunggu...
Rudi Sinaba
Rudi Sinaba Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat - Jurnalis

Alamat Jln. Tj, Jepara No.22 Kota Luwuk Kab. Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Konsep Ketuhanan dalam Ajaran Thomas Aquinas. Oleh : Rudi Sinaba

24 September 2024   21:45 Diperbarui: 24 September 2024   21:47 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://edsard.com/humiditatem-sed-umor-est-a-lege-naturae/

Oleh : Rudi Sinaba

Thomas Aquinas, seorang filsuf dan teolog abad pertengahan yang terkenal, memainkan peran penting dalam mendalami dan memformulasikan pemahaman tentang Tuhan dalam tradisi Kristen. Karyanya menggabungkan pemikiran Aristotelian dengan doktrin Kristen, menciptakan sinergi antara rasio dan iman. Dalam pencarian Tuhan, Aquinas mengajukan berbagai argumen rasional yang mendasari keberadaan dan sifat Tuhan.

1. Argumen Lima Jalan (Quinque Viae)

Salah satu kontribusi paling signifikan Aquinas dalam filsafat adalah Lima Argumen atau Lima Jalan untuk membuktikan keberadaan Tuhan, yang dijabarkan dalam karya terkenalnya, Summa Theologica. 

Berikut adalah penjelasan  dari lima argumen argumen dari Aquinas yang merupakan pembenaran terhadap konsep Prima Causa (Penyebab Pertama) yang diajarkan Aristoteles. 

a. Argumen dari Gerakan (Motion):

Aquinas mengamati bahwa segala sesuatu yang bergerak pasti dipicu oleh sesuatu yang lain. Misalnya, bola yang menggelinding harus dipukul oleh sesuatu. Dia mengajukan bahwa jika kita terus melacak penggerak ini, kita tidak dapat memiliki rangkaian penggerak yang tak terhingga. Oleh karena itu, harus ada penggerak pertama yang tidak digerakkan oleh apapun, yaitu Tuhan. Konsep ini selaras dengan ajaran Aristoteles tentang "unmoved mover," yang menunjukkan bahwa ada penyebab pertama yang memulai semua gerakan.

b. Argumen dari Penyebab (Causation):

Setiap efek memiliki penyebab, dan Aquinas berargumen bahwa jika kita melacak penyebab-penyebab tersebut, kita tidak dapat memiliki rangkaian penyebab yang tak terhingga. Ini mengarah pada kesimpulan bahwa harus ada Penyebab Pertama yang tidak disebabkan oleh apa pun, yaitu Tuhan. Dalam konteks ini, prima causa berfungsi sebagai penyebab yang mendasari semua eksistensi, menunjukkan bahwa Tuhan adalah penyebab utama dari segala sesuatu.

c. Argumen dari Kontingensi (Contingency):

Aquinas mengamati bahwa banyak hal di dunia ini bersifat kontingen, artinya mereka bisa ada atau tidak ada. Namun, jika semuanya bisa tidak ada, maka pasti ada sesuatu yang tidak bergantung pada yang lain untuk eksistensinya---sesuatu yang harus ada secara mutlak. Ini mengarah pada kesimpulan bahwa Tuhan adalah keberadaan yang perlu, atau prima causa, yang eksistensinya tidak bergantung pada yang lain.

d. Argumen dari Derajat (Degrees):

Dalam argumennya, Aquinas mencatat adanya derajat kebaikan, keindahan, dan kebenaran di dunia. Jika ada derajat, maka harus ada sesuatu yang menjadi standar tertinggi dari kebaikan, keindahan, dan kebenaran---yaitu Tuhan. Tuhan, dalam hal ini, berfungsi sebagai sumber dari semua sifat baik, menjadikannya prima causa dari segala sesuatu yang ada.

e. Argumen dari Tujuan (Teleological):

Aquinas mengamati bahwa segala sesuatu di alam semesta tampaknya memiliki tujuan atau akhir tertentu. Contohnya, sebuah biji tanaman tumbuh menjadi pohon untuk menghasilkan buah. Ini menunjukkan bahwa ada kecerdasan yang mengarahkan segala sesuatu menuju tujuannya. Tuhan, sebagai prima causa, adalah penyebab akhir dari semua tujuan tersebut, yang memberikan makna dan arah bagi ciptaan.

2. Sifat Tuhan

Dalam pencarian Tuhan, Aquinas juga membahas sifat-sifat Tuhan. Ia mengemukakan bahwa Tuhan adalah:

a. Maha Kuasa (Omnipotent): Tuhan memiliki kekuatan untuk melakukan segala sesuatu yang mungkin.

b. Maha Tahu (Omniscient): Tuhan mengetahui segala sesuatu, termasuk masa lalu, masa kini, dan masa depan.

c. Maha Baik (Omnibenevolent): Sifat kebaikan Tuhan menunjukkan bahwa Tuhan tidak hanya menciptakan dunia, tetapi juga menjaga dan memelihara ciptaan-Nya.

Aquinas menekankan bahwa pemahaman tentang Tuhan tidak hanya dapat dicapai melalui wahyu, tetapi juga melalui akal budi dan pengamatan terhadap alam.

3. Rasio dan Iman

Aquinas berpendapat bahwa rasio dan iman bukanlah hal yang bertentangan. Ia meyakini bahwa akal dapat membantu memahami aspek-aspek tertentu dari iman, tetapi ada juga misteri yang melampaui pemahaman manusia. 

Dalam Summa Theologica, Aquinas menegaskan bahwa "iman adalah keyakinan akan hal-hal yang tidak terlihat", yang menunjukkan pentingnya iman dalam pencarian Tuhan. Aquinas menempatkan iman sebagai pelengkap akal, di mana keduanya saling mendukung dalam mencari kebenaran.

4. Kritik dan Relevansi

Meskipun argumen Aquinas memiliki pengaruh besar, beberapa kritik muncul. Misalnya, filsuf empiris seperti David Hume berargumen bahwa argumen dari penyebab tidak memadai dan bahwa tidak ada jaminan bahwa sebab-sebab yang kita amati dapat digeneralisasi ke entitas transenden seperti Tuhan. Hume mengemukakan bahwa hubungan sebab-akibat tidak dapat diterapkan pada tingkat metafisika.

Namun, pemikiran Aquinas tetap relevan dalam diskusi teologis dan filosofis hingga saat ini. Banyak pemikir kontemporer masih merujuk kepada argumen-argumen Aquinas sebagai landasan untuk membahas keberadaan Tuhan dan hubungan antara rasio dan iman.

Kesimpulan

Pencarian Tuhan oleh Thomas Aquinas adalah upaya untuk merangkul kedalaman pemahaman tentang Tuhan melalui akal budi dan iman. Melalui Lima Argumennya, Aquinas memberikan dasar rasional bagi keberadaan Tuhan, yang menjadi landasan bagi banyak pemikiran teologis dan filosofis berikutnya. Dalam era modern, pencarian akan pemahaman tentang Tuhan tetap berlanjut, mengajak individu untuk mengeksplorasi hubungan antara akal dan iman dalam kehidupan mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun