Aquinas berpendapat bahwa rasio dan iman bukanlah hal yang bertentangan. Ia meyakini bahwa akal dapat membantu memahami aspek-aspek tertentu dari iman, tetapi ada juga misteri yang melampaui pemahaman manusia.Â
Dalam Summa Theologica, Aquinas menegaskan bahwa "iman adalah keyakinan akan hal-hal yang tidak terlihat", yang menunjukkan pentingnya iman dalam pencarian Tuhan. Aquinas menempatkan iman sebagai pelengkap akal, di mana keduanya saling mendukung dalam mencari kebenaran.
4. Kritik dan Relevansi
Meskipun argumen Aquinas memiliki pengaruh besar, beberapa kritik muncul. Misalnya, filsuf empiris seperti David Hume berargumen bahwa argumen dari penyebab tidak memadai dan bahwa tidak ada jaminan bahwa sebab-sebab yang kita amati dapat digeneralisasi ke entitas transenden seperti Tuhan. Hume mengemukakan bahwa hubungan sebab-akibat tidak dapat diterapkan pada tingkat metafisika.
Namun, pemikiran Aquinas tetap relevan dalam diskusi teologis dan filosofis hingga saat ini. Banyak pemikir kontemporer masih merujuk kepada argumen-argumen Aquinas sebagai landasan untuk membahas keberadaan Tuhan dan hubungan antara rasio dan iman.
Kesimpulan
Pencarian Tuhan oleh Thomas Aquinas adalah upaya untuk merangkul kedalaman pemahaman tentang Tuhan melalui akal budi dan iman. Melalui Lima Argumennya, Aquinas memberikan dasar rasional bagi keberadaan Tuhan, yang menjadi landasan bagi banyak pemikiran teologis dan filosofis berikutnya. Dalam era modern, pencarian akan pemahaman tentang Tuhan tetap berlanjut, mengajak individu untuk mengeksplorasi hubungan antara akal dan iman dalam kehidupan mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H