2. Karl Marx: Revolusi sebagai Konsekuensi dari Ketidakadilan Karl Marx dalam teorinya tentang perjuangan kelas menyatakan bahwa ketidakadilan yang terus berlanjut dalam masyarakat kapitalis akan memicu revolusi. Kelas pekerja yang tertindas akan bangkit melawan elit penguasa yang mengeksploitasi mereka. Menurut Marx, revolusi adalah hasil dari ketegangan sosial yang diabaikan oleh kekuasaan tiran dan oligarki.
3. Hannah Arendt: Kekuatan Rakyat yang Menggulingkan Tirani Dalam bukunya On Revolution, Hannah Arendt menulis tentang bagaimana kekuatan rakyat, ketika bersatu, dapat menggulingkan tirani. Arendt berargumen bahwa kekuatan rakyat terletak pada kemampuan mereka untuk berkumpul dan bertindak bersama. Ketika rakyat tidak lagi takut dan mulai menyadari kekuatan mereka sendiri, tidak ada kekuasaan tiran yang bisa bertahan lama.
Kesimpulan:Â
Tirani mungkin memiliki kekuatan fisik dan alat-alat represif untuk menekan suara rakyat, tetapi kekuasaan seperti itu tidak pernah bisa bertahan lama. Sejarah telah membuktikan bahwa kebenaran dan keadilan akan selalu memunculkan perlawanan terhadap ketidakadilan, dan rakyat yang tertindas akan selalu menemukan cara untuk bangkit. Kekuatan kolektif rakyat, yang dipicu oleh ketidakadilan dan keinginan untuk kehidupan yang lebih baik, akan mengakhiri setiap bentuk tirani.
Kepada penguasa tiran, pesan sejarah ini jelas: rakyat tak dapat dibungkam untuk selamanya. Setiap tirani yang menolak mendengarkan suara rakyat pada akhirnya akan runtuh di bawah beban penindasannya sendiri, karena kebenaran dan keadilan adalah kebutuhan universal yang tidak dapat dipadamkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H