"Revolusi Melawan Tirani  adalah Sah"                     (Montesquieu)
Oleh : Rudi Sinaba
Sepanjang sejarah, tirani selalu berusaha menundukkan rakyat dengan kekuasaan yang absolut dan represif. Penguasa yang tiran cenderung menggunakan segala cara untuk mempertahankan kekuasaan mereka dengan kekerasan, intimidasi, penyensoran, hingga manipulasi kebenaran. Mereka percaya bahwa dengan menekan suara rakyat, kekuasaan mereka dapat bertahan. Namun, catatan sejarah membuktikan sebaliknya: rakyat mungkin bisa dibungkam untuk sementara, tetapi tidak selamanya. Ada titik di mana ketidakadilan terlalu besar untuk diabaikan, dan kekuatan rakyat akan bangkit dengan satu tujuan---kebebasan, keadilan, dan kebenaran.
Tirani: Kekuasaan yang Menindas
Tirani adalah bentuk pemerintahan di mana kekuasaan dikendalikan oleh satu individu atau kelompok kecil dengan cara yang sewenang-wenang. Dalam sistem tirani, hukum dan institusi negara ditekuk untuk melayani kepentingan penguasa, sementara hak-hak dasar rakyat diabaikan atau dilanggar. Tirani biasanya memanfaatkan kekuatan militer, polisi, dan propaganda untuk mempertahankan kekuasaan, menganggap perbedaan pendapat sebagai ancaman dan menekan setiap bentuk oposisi.
Namun, sejarah mengajarkan bahwa meskipun tirani dapat menindas rakyat untuk waktu yang lama, ia tidak pernah mampu menahan keinginan kolektif rakyat untuk kebebasan dan keadilan. Di balik setiap tindakan penindasan, tumbuh perlawanan yang lambat namun pasti---dimulai dari ketidakpuasan individu hingga akhirnya berkembang menjadi gerakan besar yang tak terhentikan.
Sejarah Perlawanan Rakyat Melawan Tirani
1. Revolusi Prancis (1789-1799)Â
Salah satu contoh paling terkenal dari perlawanan terhadap tirani adalah Revolusi Prancis. Monarki absolut yang dipimpin oleh Louis XVI, bersama aristokrasi Prancis, mengeksploitasi dan menindas rakyat selama bertahun-tahun. Ketidakadilan sosial yang ekstrim, kemiskinan yang meluas, dan pengabaian terhadap hak-hak rakyat menciptakan ketidakpuasan yang mendalam. Revolusi yang dimulai dengan tuntutan kedaulatan rakyat berakhir dengan jatuhnya monarki dan kelahiran republik. Ini menjadi bukti nyata bahwa rakyat yang tertindas akan selalu menemukan cara untuk melawan kekuasaan yang zalim.
2. Revolusi Bolshevik (1917) Di Rusia,Â
Revolusi Bolshevik muncul sebagai respon terhadap penindasan yang dilakukan oleh monarki Tsar dan elit aristokrat. Di bawah kekuasaan Tsar Nicholas II, rakyat Rusia hidup dalam kemiskinan dan ketidakadilan yang mendalam. Setelah bertahun-tahun diabaikan, kaum buruh dan petani bergabung dengan kekuatan revolusioner yang dipimpin oleh Vladimir Lenin, akhirnya menggulingkan Tsar dan mengakhiri era monarki di Rusia. Tirani kekuasaan absolut dihancurkan oleh kekuatan kolektif rakyat yang mencari keadilan dan kesetaraan.
3. Gerakan People Power di Filipina (1986)
 Contoh lain dari perlawanan terhadap tirani terjadi di Filipina pada tahun 1986. Di bawah kekuasaan diktator Ferdinand Marcos, rakyat Filipina hidup di bawah penindasan politik, pelanggaran hak asasi manusia, dan korupsi yang meluas. Namun, melalui gerakan damai yang dikenal sebagai People Power, rakyat Filipina akhirnya berhasil menggulingkan Marcos. Ini membuktikan bahwa kekuasaan yang menindas, meskipun didukung oleh militer dan institusi negara, tidak bisa bertahan selamanya ketika rakyat bersatu untuk menuntut perubahan.
Kekuatan Kebenaran dan Keadilan
Kebenaran dan keadilan adalah dua kekuatan utama yang selalu memicu perlawanan terhadap tirani. Seberapa besar pun usaha tirani untuk memanipulasi kebenaran dan melanggar keadilan, pada akhirnya rakyat akan menyadari ketidakadilan yang mereka alami. Kebenaran tidak bisa sepenuhnya dihapus atau ditutupi. Saat kebohongan penguasa terungkap, legitimasi tirani pun runtuh.
1. Kebenaran Sebagai Kekuatan yang Tak Terbendung
Tirani sering menggunakan propaganda dan sensor untuk mengendalikan narasi dan menyembunyikan kebenaran. Namun, seperti yang dikatakan filsuf Prancis Voltaire, "Kebohongan akan runtuh di hadapan kebenaran." Kebenaran selalu menemukan cara untuk muncul kembali, baik melalui media independen, gerakan sosial, atau penyebaran informasi di luar kendali pemerintah.
2. Keadilan Sebagai Tuntutan Rakyat
 Keadilan adalah tuntutan universal yang diakui oleh setiap masyarakat. Ketika penguasa mengabaikan keadilan, rakyat merasa dirampas hak-haknya. Ketidakadilan ekonomi, sosial, dan politik akhirnya menciptakan tekanan yang akan memicu perubahan. Ketika tuntutan keadilan tidak lagi bisa dibungkam, kekuatan rakyat akan mengarahkan sejarah menuju pembaruan yang lebih adil.
Teori dan Pendapat Ahli
1. John Locke: Hak untuk Melawan Tirani Filsuf John Locke dalam Two Treatises of Government menyatakan bahwa ketika pemerintah melanggar hak-hak dasar rakyat, maka rakyat memiliki hak untuk menggulingkan pemerintah tersebut. Menurut Locke, pemerintah ada untuk melindungi hak-hak alami rakyat, termasuk hak atas kebebasan dan kehidupan yang adil. Ketika pemerintah gagal melaksanakan tugas ini dan menjadi tirani, perlawanan rakyat adalah tindakan yang sah.
2. Karl Marx: Revolusi sebagai Konsekuensi dari Ketidakadilan Karl Marx dalam teorinya tentang perjuangan kelas menyatakan bahwa ketidakadilan yang terus berlanjut dalam masyarakat kapitalis akan memicu revolusi. Kelas pekerja yang tertindas akan bangkit melawan elit penguasa yang mengeksploitasi mereka. Menurut Marx, revolusi adalah hasil dari ketegangan sosial yang diabaikan oleh kekuasaan tiran dan oligarki.
3. Hannah Arendt: Kekuatan Rakyat yang Menggulingkan Tirani Dalam bukunya On Revolution, Hannah Arendt menulis tentang bagaimana kekuatan rakyat, ketika bersatu, dapat menggulingkan tirani. Arendt berargumen bahwa kekuatan rakyat terletak pada kemampuan mereka untuk berkumpul dan bertindak bersama. Ketika rakyat tidak lagi takut dan mulai menyadari kekuatan mereka sendiri, tidak ada kekuasaan tiran yang bisa bertahan lama.
Kesimpulan:Â
Tirani mungkin memiliki kekuatan fisik dan alat-alat represif untuk menekan suara rakyat, tetapi kekuasaan seperti itu tidak pernah bisa bertahan lama. Sejarah telah membuktikan bahwa kebenaran dan keadilan akan selalu memunculkan perlawanan terhadap ketidakadilan, dan rakyat yang tertindas akan selalu menemukan cara untuk bangkit. Kekuatan kolektif rakyat, yang dipicu oleh ketidakadilan dan keinginan untuk kehidupan yang lebih baik, akan mengakhiri setiap bentuk tirani.
Kepada penguasa tiran, pesan sejarah ini jelas: rakyat tak dapat dibungkam untuk selamanya. Setiap tirani yang menolak mendengarkan suara rakyat pada akhirnya akan runtuh di bawah beban penindasannya sendiri, karena kebenaran dan keadilan adalah kebutuhan universal yang tidak dapat dipadamkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H