Mohon tunggu...
Rudi Ahmad Suryadi
Rudi Ahmad Suryadi Mohon Tunggu... Dosen - Pembelajar Keislaman

Mengeja rangkaian kata dalam samudera khazanah keislaman

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Bahasa Arab dan Literasi Ilmu Keislaman

18 Mei 2020   16:42 Diperbarui: 18 Mei 2020   16:40 1674
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Literasi khazanah keislaman diperlukan keterampilan bahasa Arab. Bahasa Arab memiliki instrumen ilmu yang cukup kompleks, terutama untuk kajian tafsir, ushul fikih, fikih, hadis, bahkan bahasa informasi keilmuan lainnya. Dalam hal ini, literasi khazanah keislaman memiliki dua sisi. Pertama, literasi terhadap konten pada sumber rujukan yang dibaca terutama yang berbahasa Arab. 

Literasi ini berkaitan dengan isi apa yang dibaca, sehingga bisa pahami, disimpan, dan direproduksi.  Kedua, kemampuan literasi dalam komunikasi bahasa Arab yang berbasis teks. Bahasa Arab menjadi pengantar dalam teks yang dibaca, teks yang dibaca dapat dipahami apabila individu memahami dan terampil bahasa Arab.

Pemahaman terhadap isi khazanah keislaman ini memiliki langkah dua kali dibanding dengan pemahaman yang berbasis bahasa induk (Indonesia). Langkah untuk piranti bahasa Arab disertai langkah untuk memahami teks.  

Ini baru berkaitan dengan literasi dasar dalam arti kemampuan membaca teks. Belum lagi, bila khazanah itu tidak berbentuk teks berbasis kertas.  Khazanah keislaman hari ini diproduksi melalui media berbasis teknologi informasi.

Kalau produksi teksnya berbasis media seperti itu, literasi khazanah keislaman memerlukan pemahaman alur produksi teks pada media tersebut. Juga, pada jenis literasi khazanah lainnya, misalnya pada visual,  teknologi informasi, dan perpustakaan.

Dalam kaitan ini, bahasa Arab menjadi alat untuk memperdalam literasi khazanah keislaman. Kalau temanya bahasa Arab dengan struktur keilmuannya, maka bahasa Arab menjadi alat untuk mempelajari bahasa Arab sendiri (?).

Urgensi Bahasa Arab dalam Literasi Khazanah Keislaman

Imam al-Syafi'i dalam al-Risalah (1987) telah memberikan penjelasan tentang pentingnya bahasa Arab. Dengan membedakan kebutuhan setiap orang muslim akan bahasa Arab, dan kebutuhan bagi yang ingin memiliki ilmu guna memahami al-Qur'an dan sunnah serta memahami hukum-hukum yang ada di dalamnya. 

Bahasa Arab merupakan sumber terpenting dalam memahami al-Qur'an. Dalam ilmu tafsir, bahasa Arab mempunyai urgensi antara lain, mengetahui makna semantik dari ayat al-Quran, dan mengetahui maksud yang terkandung dari ayat tersebut, sebagaimana disebutkan oleh al-Tayyar dalam Tafsir al-Lughawy li al-Qur'an al-Karim (2017).

Ilmu nahwu sebagai salah satu cabang ilmu bahasa Arab penting untuk dipelajari. Al-Qur'an, hadis, dan referensi keislaman banyak yang menggunakan bahasa Arab. Sehingga, untuk memahaminya harus mampu menguasai dan mengaplikasikan ilmu nahwu ini. Bagi kalangan pesantren sampai hari ini, Matan al-Ajurumiyah misalnya, ini masih menggaung untuk selalu dikaji. 

Al-Kasa'i (w. 179 H), salah seorang ulama ahli qiraat yang tujuh, juga imam Kufah dalam ilmu nahwu dan bahasa turut memberikan pengasan pentingnya ilmu nahwu. Dalam beberapa kitab tafsir, sering ditemukan nama ini.  Dalam satu syairnya, dia  mengungkapkan:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun