Istilah literasi merupakan serapan dari bahasa Inggris (literacy). Secara bahasa, literacy berasal dari bahasa Latin literatus (orang yang belajar). Pada bahasa Latin terdapat kata littera yang berarti huruf, sistem tulisan konvensi yang mengikutinya, sebagaimana dilansir  pada literasipublik.com (2019).Â
Sejarawan Italia, Carlo Cipolla menyebut literatus pada orang yang dapat membaca, menulis, dan berdialog.  Orang-orang  yang dapat membaca namun tidak bisa menulis disebut sebagai semi-iliterate.
Dalam bahasa Arab, kata literasi  (kata benda/noun)  dipadankan dengan  , yaitu state of being able to read and write (pernyataan mengenai kemampuan membaca dan menulis.  Kemampuan literasi dalam bahasa Arab disebut juga sebagai mahw al-umiyyah ( ). Interaksi pendidikan yang berhubungan dengan literasi dipadankan dengan   .  (Almaany, 2020).
Teori tentang Emergent Literacy yang digagas oleh professor di Michigan University, Elizabeth Sulzby, menunjukkan bahwa literasi menjadi kemampuan dasar bagi seseorang dalam memahami sesuatu melalui piranti bahasa.Â
Dengan penelitian pada kelompok anak, ia menemukan teori pembentukan pemahaman antar anak melalui bahasa yang diujarkan. Elizabet Sulzby lebih lanjut mengaitkan kemampuan berbahasa dalam komunikasi baik dalam bentuk membaca, berbicara, menyimak, dan menulis. (www.academia.edu/sulbzby, 2020)
Organisasi internasional yang bergerak khusus menangani bidang pendidikan, sains, dan kebudayaan UNESCO memberikan pengertian literasi. Menurut UNESCO literasi sebagai seperangkat keterampilan nyata, terutama keterampilan dalam membaca dan menulis yang terlepas dari konteks di mana keterampilan itu diperoleh, siapa yang memperoleh, dan bagaimana cara memperolehnya.Â
National Institute for Literacy menyajikan pemahaman bahwa literasi ditujukan pada kemampuan individu untuk membaca, menulis, berbicara, menghitung dan memecahkan masalah pada tingkat keahlian yang diperlukan dalam pekerjaan, keluarga, dan masyarakat. Pemahaman ini memposisikan literasi secara kontekstual lingkungan, yang tidak hanya terbatas pada membaca dan menulis, tetapi juga merespon lingkungan. (UNESCO, 2015; NIL, 2009)
Literasi merupakan kemampuan individu untuk menggunakan potensi dan keterampilan yang dimilikinya untuk menjalani kehidupannya.  Pengertian yang diberikan  oleh Education Development Center (EDC) lebih dari sekedar kemampuan baca tulis.Â
Literasi meupakan kemampuan individu untuk menggunakan segenap potensi dan skill yang dimiliki dalam hidupnya. Sejalan dengan kemampuan tersebut, ketika seseorang dapat memaknai literasi, seseorang dapat membaca dunia.
Khazanah keislaman yang ditulis dalam bahasa Arab, tidak serta dapat dipahami langsung sesuai dengan bahasa padanan (Arab-Indonesia). Setiap teks (al-lafzh wa al-jumlah) memiliki struktur dan makna tertentu.Â
Literasi sebagai kemampuan untuk memahami teks Arab menjadi keniscayaan. Bahasa Arab memiliki karakteristik paparan narasi-deskriptif (), gaya bahasa (), dan stilistika ( ). Bahkan ditambah dalam bentuk syair () dan pembentukannya yaitu dan . Analisis teksnya diperlukan gramatika dan morfologi ( ).Â