Kata ar-Ramahurmuzi dinisbahkan pada kota Ramahurmuz di negeri Najuzistan.  Ar-Ramahurmuzi menulis kitab yang diberi judul al-Muhaddits  al-Fashil.Â
Agama memandang mengetahui ilmu hadis dirayah ini fardu 'ain bagi orang yang fokus mendalaminya. Â Namun, ia menjadi fardu kifayah bagi kebanyakan orang. Â Â
Kaitan ilmu hadis dirayah dengan ilmu lain bersifat saling menjelaskan. Sehingga ilmu ini tidak bisa memisahkan diri dari bahasa Arab, ushul fikih, sirah, tauhid, akhlak, dan disiplin ilmu lain yang saling mendukung dalam memperoleh kejelasan informasi hadis.
Orang yang faham pada ilmu ini akan mengetahui diterima atau ditolaknya hadis berdasarkan ukuran kesahihannya. Sehingga, ilmu ini memiliki kedudukan tinggi dalam khazanah keilmuan Islam. Â Kajian dirayah diambil dari kondisi perawi hadis.
Permasalahan yang dikajian cukup beragam. Salah satu fokus masalahnya diantaranya adalah pernyataan "setiap hadis sahih dapat dijadikan dalil". Pernyataan ini berkaitan dengan implikasi hukum Islam baik pada aspek ushul fikih maupun fikihnya.
Dengan kajian dirayah ini, sebuah hadis dapat didalami secara tepat berdasarkan instrumen ilmu yang mengitarinya. Hadis tidak berdiri sendiri, ia memiliki kaitan dengan hadis lain, baik pada matan maupun sanadnya.
*) Rudi Ahmad Suryadi, Pembelajar KeislamanÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H