Mohon tunggu...
Rubinah
Rubinah Mohon Tunggu... Guru - Guru

Mendengarkan Musik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Media Pembelajaran dalam Upaya Pengenalan Huruf Vokal dan Konsonan pada Anak Usia Dini dengan Media Loose Part

15 Januari 2023   21:02 Diperbarui: 15 Januari 2023   21:18 1187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

ARTIKEL 

MEDIA PEMBELAJARAN DALAM UPAYA PENGENALAN

HURUF VOKAL DAN KONSONAN PADA ANAK USIA DINI

DENGAN MEDIA LOOSE PART 

Disusun oleh :

Rubinah, S.Pd.AUD

1601022402

                                                                                      

MAHASISWA PPG DALJAB ANGKATAN 2

TAHUN 2022

Anak usia dini merupakan sosok individu kecil yang tengah tumbuh dan berkembang pesat baik secara fisik maupun psikologisnya. Anak usia dini memiliki karakteristik yang khas baik secara fisik, sosial, moral dan sebagainya. Masa kanak-kanak  juga masa usia yang sangat penting bagi sepanjang hidupnya sebab masa anak masa pembentukan pondasi dan dasar kepribadian yang akan  menetukan pengalaman anak di kehidupan selanjutnya. Masa usia dini merupakan masa yang paling potensial bagi anak untuk belajar dan mengembangkan seluruh potensi yang dimilikinya, sehingga perlu diberikan stimulasi untuk mengoptimalisasi seluruh aspek perkembangan anak. Mengingat bahwa anak memiliki karakteristik yang unik dan berbeda dengan orang dewasa, maka pemberian stimulasi harus disesuaikan dengan karakteristik dan perkembangan anak sehingga mereka dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan potensi yang dimilikinya.

Anak melakukan proses belajar melalui pengalaman hidupnya. Pengalaman yang baik dan menyenangkan akan berdampak positif bagi perkembangannya, demikian juga sebaliknya, anak belajar dari segala yang ia lihat, ia dengar dan ia rasakan. Proses belajar anak akan berjalan efektif apabila anak ada dalam kondisi senang dan bahagia. Sebaliknya proses belajar diterima anak dalam suasana takut, cemas, was-was dan perasaan lain yang tidak nyaman, tidak akan mampu memberikan hasil yang optimal.

Ada beberapa aspek perkembangan yang harus dicapai anak dalam kegiatan pelaksanaan taman kanak-kanak karena anak usia dini memiliki karakteristik yang khas baik secara fisik, psikis, sosial, moral, dan sebagainya. Aspek-aspek tersebut yaitu perkembanganfisik/motorik, perkembangan kognitif, perkembangan bahasa, perkembangan sosial emosional, perkembangan moral dan nilai agama, dan perkembangan seni.

Pada bidang pengembangan keaksaraan anak usia 4-5 tahun, tingkat pencapaian perkembangan yang harus dicapai meliputi mengenal simbol huruf yang dikenal, mengenal suara huruf awal dari nama benda-benda yang ada di sekitarnya, menyebutkan kelompok gambar yang memiliki bunyi atau huruf awal yang sama, menyebutkan hubungan antara bunyi dan bentuk huruf, membaca nama sendiri dan menuliskan nama sendiri.

Pada tingkat pencapaian perkembangan menyebutkan simbol-simbol huruf yang dikenal dijabarkan dalam indikator menyebutkan simbol-simbol huruf vokal dan konsonan yang dikenal di lingkungan sekitar.

Anak-anak usia 4 tahun bahkan sudah mulai menunjukkan minat aktivitas literasi atau bahasa tulis seperti mengeja huruf dan bunyi, menjiplak huruf, dan aktivitas lain yang berkaitan dengan buku.

Kemampuan mengenal huruf vokal pada anak usia 4-5 tahun menjadi penting untuk dikembangkan. Berdasarkan pengamatan saya sebagian besar anak usia 4-5 tahun belum dapat mengenal huruf vokal. Fungsi pengenalan huruf vokal bagi anak sangat penting karena huruf- -huruf vokal diperlukan untuk menyambung huruf atau rangkaian huruf-huruf dari kumpulan konsonan yang dijadikan satu perkataan.

Terdapat dua faktor yang menyebabkan hal tersebut terjadi:

Kurangnya informasi yang diberikan oleh guru mengenai huruf vokal dan huruf konsonan. Informasi yang diberikan hanya berfokus pada langkah-langkah pengerjaan lembar kerja anak sehingga tujuan pembelajaran yang dilakukan hanya terbatas pada penyelesaian lembar kerja sesuai dengan instruksi yang diberikan guru.

Lembar kerja anak dijadikan sebagai satu-satunya media belajar yang digunakan oleh guru untuk mengenalkan huruf vokal. Lembar kerja tersebut kurang menarik sebagai media pembelajaran karena hanya berupa kertas putih berisi gambar dan tulisan. Hal ini semakin diperburuk dengan penggunaan lembar kerja anak yang dilakukan secara berulang-ulang sehingga membuat anak kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran.

Penggunaan lembar kerja anak menjadikan  pembelajaran jauh dari kegiatan bermain. Padahal dunia anak adalah dunia bermain. Bermain memberikan kesempatan anak untuk berinteraksi dengan suatu objek. Kegiatan bermain merupakan pengalaman belajar yang sangat berguna bagi anak. Model pembelajaran dengan kegiatan permainan dan bermain aktif akan memberikan rasa aman dan lingkungan yang meningkatkan minat dan motivasi pada anak. Kurangnya informasi dan penggunaan lembar kerja anak sebagai satu-satunya media belajar menyebabkan sebagian besar anak belum dapat mengenal huruf vokal. Oleh karena itu guru perlu memberikan metode lain yang lebih menarik yaitu dengan permainan huruf. Nurbiana Dhieni dkk (2005: 9.17)

mengungkapkan bahwa permainan huruf dapat memberikan suatu situasi belajar yang santai dan informal, bebas dari ketegangan dan kecemasan. Anak-anak dengan aktif dilibatkan dan dituntut untuk memberikan tanggapan dan membuat keputusan. Permainan huruf juga mendorong anak agar dapat melihat sejumlah huruf berkali-kali, namun tidak dalam cara yang membosankan dan berulang-ulang.

Kemampuan bahasa adalah salah satu aspek pengembangan yang harus dimiliki anak usia dini. Kemampuan bahasa terdiri dari empat keterampilan yaitu keterampilan membaca, menulis, mendengarkan (menyimak), dan berbicara yang saling berkaitan dalam proses pemerolehan dan penggunaannya. Salah satu bagian terpenting yang mendukung tercapainya empat keterampilan tersebut adalah huruf.

Huruf merupakan satuan terkecil berupa bentuk atau lambang dari suatu sistem tulisan. Huruf yang dipakai dalam bahasa Indonesia ada 26 huruf dalam alfabet latin modern. Masing-masing huruf memiliki suatu bunyi yang menjadi makna lambangnya yang disebut fonem huruf.Huruf berguna untuk membentuk kata sehingga memiliki arti dan dapat mewakili sesuatu yang ingin disampaiakan. Dapat dikatakan huruf merupakan komponen utama yang membantu manusia untuk berkomunikasi

Pada anak usia dini pengenalan huruf dapat dilakukan melalui kegiatan yang menyenangkan disertai dengan menggunakan media yang menarik. Salah satunya adalah media loose part. Media loose part dapat digunakan bagi anak usia dini sebagai media belajar yang memiliki tekstur dan bentuk berbeda-beda. Media loose part dapat berupa benda alam maupun sintetis yang sangat mudah didapatkan disekitar rumah. Media loose part dari benda alam misalnya tanah, batu, kerikil, kerang, pasir, ranting, daun, bunga, biji-bijian, dan lain-lain. Sedangkan media loose part dari sintetis misalnya stik es krim, tutup botol, manik-manik, pom-pom, dan lain-lain.

Berdasarkan contoh-contoh dari media loose part tersebut, maka media loose part dapat digunakan sebagai salah satu media yang menarik untuk pengenalan huruf pada anak usia dini. Awal mulanya anak diperkenalkan dengan huruf vokal kemudian konsonan. Anak diajak untuk meniru lambang huruf terlebih dahulu disertai dengan contoh menggunakan media loose part. Misalnya, menggunakan media loose part berupa tutup botol. Anak menyusun tutup botol membentuk huruf sesuai dengan bentuknya.

Contoh-contoh kegiatan dengan media loose part :

  • Batu Kerikil
  • Tutup Botol
  • Kancing  Baju
  • Daun Kering
  • Biji-bijian
  • Kulit Telur

Loose Parts adalah bahan yang dapat dipindahkan, dibawa, digabungkan, dirancang ulang, dipisahkan dan disatukan kembali dengan berbagai cara. Loose Parts menciptakan kemungkinan kreasi tanpa batas dalam aktifitas pembelajaran dan mengundang kreativitas peserta didik. Loose part merupakan media bahan ajar yang kegunaannya dalam pembelajaran peserta didik tidak pernah ada habisnya Juga bahan ajar loose part dapat digunakan sebagai alat untuk mengeksplorasi berbagai aspek: Pemecahan masalah, Kreativitas, Konsentrasi , Motorik halus, Motoric kasar, Sains (Sience), Pengembangan bahasa (Literasi), Seni (Art), Logika berpikir Matematika (Math), Teknik (Engineering), Teknologi (Technology).

Anak anak akan menjadi kreatif dengan adanya prinsip penggunaan bahan ajar loose parts, mereka bebas berkreasi membongkar pasang bahan ajar sesuai dengan imajinasi peserta didik akan belajar menghargai bahan-bahan atau benda-benda di sekeliling mereka, seperti bahan loose parts alam. Anak-anak juga akan dapat ikut memelihara lingkungan ketika mereka memahamai bahwa barang-barang bekas dapat didaur ulang dan dijadikan sebagai bahan untuk bermain dan berkativitas merakitnya menjadi barang yang berguna.

Loose part dapat digunakan bagi anak usia dini sebagai media belajar yang memiliki tekstur dan bentuk berbeda-beda. Dapat berupa benda alam maupun sintetis yang sangat banyak dan mudah didapat disekitar rumah. Dari bahan alam seperti tanah, batu, batu bata, kerikil, kerang, pasir, ranting, daun, bunga, biji- bijian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun