“Nyemplukku..” (Vio & Kinan bersamaan)
“Loh Pluk kamu kenapa ?” (Kinan memeluk Asti)
“Kamu kenapa pluk, kenapa kamu nangis ?” (Vio)
“A aku eng enggak ta tau Vii, Nan, a aku…” hiks hiks hiks (Asti sesenggukan)
“Cup cup cup, minum dulu deh, jangan cerita sambil nagis gitu kita ga ngerti jadinya pluk.” (Vio)
“Aku ngerasa bersalah Vi, aku bersalah pada posisiku saat ini Nan, aku bersalah ke semuanya, aku bingung harus mulai dari mana buat ngejelasinnya…” hiks hiks hiks (Asti kembali sesenggukan).
“Oke oke pelan-pelan aja ya ceritanya, minum lagi nih.” (Nan)
“Nyempluk tenang, Tarik nafas dalam-dalam, hembuskan.” (Vi)
Semua hening, sembari menungu Asti (Nyempluk) reda dari tangisnya.
Vio dan Kinan benar-benar kaget dengan apa yang mereka lihat, mereka datang dan tiba-tiba melihat Asti sudah menangis sesenggukan di atas tempat tidurnya. Satu hal yang sama dibenak mereka berdua, tanda tanya besar.
*Setelah 2 menit dalam keheningan*