“Jadi gini Vi, Nan, aku yakin kalian pasti merasakan suatu berbeda dalam diriku akhir-akhir ini, entah perubahan dalam sikap, atau perilakuku bukan ?” (Asti)
“Maaf jika aku tak mengatakan dari awal, semua ini sungguh sulit bagiku, aku sering kali mencoba tuk menyelami diriku sendiri, apa kalian merasa aku bukanlah Asti yang dulu lagi, iya kan Vi ? ya kan Nan ?” tegas Asti
“Em, iya sih Pluk, apa yang buat kamu nggak mau cerita ke kita sejak awal kalua memang kamu sedang memiliki masalah ?” (Vio)
“Apa ini semua karena Hanjaya Pluk ? atau ada masalah dengan keluargamu ?” (Kinan)
“Enggak kok sahabat-sahabat terbaikku…” (Asti)
“Lalu apa yang sebenarnya terjadi Pluk ?” Tanya Kinan)
“Atau mungkin kamu sampai seperti ini karena ada yang salah diantara kita ?” (Vio)
“Tunggu-tunggu, jadi kalian benar-benar belum mengerti apa yang sebenarnya terjadi padaku ? ya tuhan, Vio Kinan kalian ingat tidak 2 bulan lalu aku mengikuti seleksi untuk teater ? dan kalian tau ? aku itu lolos dari seleksi itu, dan aku langsung mendapatkan peran, jadi kalau kalian merasa ada yang berbeda dariku ya memang aku sedang mencoba mendalami peran yang akan ku gunakan saat teater nanti.” Jelas Asti
“Apa !!!! ja jadi….. ? Selama ini….. ka kamu…. ?” (Kinan)
“Selama ini kamu memerankan tokoh itu gitu ? terus belakangan ini juga kamu sering telat ? apa peranmu juga seperti itu ?” (Vio)
“Oh, bukan… kalau itu lain cerita lagi Vio cantik, kalau itu setiap pagi dari jam setengah 7 sampai jam 8 itu semua anak-anak yang terseleksi berkumpul untuk membahas kematangan teater, dan ya memang sudah mendapatkan izin dari pihak sekolah, begitu. (jelas Asti) jadi bagaimana ? apakah peranku sudah OKE ???”